Senin, 06 Juni 2016

Evra Perpanjang Masa Bakti di Juventus hingga 2017

Juventus meresmikan satu 'perekrutan' cepat musim panas ini. Kubu I Bianconeri (Putih-Hitam) memperpanjang kontrak bek sayap Patrice Evra (35) sampai 2017.

Kontrak lama Evra habis pada akhir musim ini. Klub melihat sang pemain masih vital dalam menularkan pengalaman kepada pemain muda di skuat Juventus.

Hal itu menjadi alasan Bianconeri menambah masa bakti Evra setahun lagi dengan opsi perpanjangan buat tahun kedua.

"Dua tahun lalu, Patrice Evra mendarat di Bandara Caselle. Setelah dua musim, 69 penampilan, dan lima trofi , Anda dapat mengatakan pilihan itu terbukti tepat," demikian bunyi pernyataan kubu Juventus, Senin (6/6/2016).

Sepanjang musim 2015-2016, Evra tampil dalam 26 partai Serie A dengan ukiran 2 gol. Bertahannya eks awak Manchester United itu akan diimbangi oleh kehadiran Dani Alves untuk memperkuat lini belakang Juve pada sisi berlawanan.

Akan tetapi, keputusan menahan Evra layak dipertanyakan jika membahas soal program regenerasi di tubuh Bianconeri.

Pelapis Evra di pos bek kiri, Alex Sandro (25), tampil meyakinkan pada musim debut di Juve dengan modal 32 laga dan dua gol pada berbagai ajang sepanjang musim 2015-2016.

Menarik menanti apakah porsi bermain Sandro akan berkurang, bertambah, atau tetap, mengingat statistik penampilan Evra masih cemerlang di usia senja.

http://acehbet.com/bonus-20-spesial-menyambut-euro-dan-bulan-puasa-2016-max-bonus-5-000-000/

Hasil Laga Persahabatan: Italia Raih Kemenangan atas Finlandia

 

Italia memetik kemenangan di pertandingan uji coba terakhir melawan Finlandia sebelum beraksi di Piala Eropa 2016. Gli Azzurri (julukan Italia) menang dengan skor 2-0 berkat torehan gol Antonio Candreva dari titik penalti dan sundulan Daniele De Rossi.

Dalam pertandingan ini, Italia tampil sebagai tim tuan rumah di Stadion Marc Antonio Bentegodi, Selasa (6/6/2016) waktu setempat atau Rabu dini hari WIB.

Ada sejumlah perubahan di pertandingan persiapan terakhir Italia sebelum Piala Eropa 2016 bergulir.

Simone Zaza, Ciro Immobile, Marco Parolo, dan Salvatore Sirigu dimainkan sejak menit pertama. Ditambah Stephan El Shaarawy membuat Italia menerapkan formasi 3-4-3 saat menyerang dan menjadi 3-5-2 ketika bertahan.

Sepanjang sejarah, Italia sudah 12 kali memainkan pertandingan melawan Finlandia. Italia memetik 10 kemenangan, sekali imbang 0-0 pada 1975, dan satu kemenangan untuk Finlandia saat Olimpiade 1912.

Pada partai kali ini, skuat asuhan Antonio Conte mendapatkan hadiah tendangan penalti pada menit ke-27.

Peluang emas tersebut didapatkan Italia setelah Perparim Hetemaj melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti terhadap Candreva.

Candreva sendiri yang maju sebagai eksekutor tendangan penalti. Dengan melepaskan sepakan kanan pojok bawah gawang buka keunggulan 1-0 Italia. Keunggulan tersebut bertahan hingga babak pertama selesai.

Seperti di babak pertama, Italia kembali tampil mendominasi jalannya pertandingan.

Setelah satu jam pertandingan bergulir, Italia melakukan serangkaian pergantian pemain.

Perubahan tersebut berbuah manis. Italia bisa kembali mencetak gol dan menggandakan keunggulan menjadi 2-0 pada menit ke-71.

Gol itu dicetak Daniele De Rossi dengan sundulan memanfaatkan umpan sialng Candreva yang berawal dari situasi tendangan bebas. Keunggulan tersebut bertahan hingga laga usai. (Wisnu Nova)

Berikut ini adalah hasil lengkap laga persahabatan Eropa, pada Senin (6/6/2016):

Polandia 0-0 Lithuania

Italia 2-0 Finlandia (Antonio Candreva 27'-pen, Daniele De Rossi 71')

Islandia 4-0 Liechtenstein (Kolbeinn Sigthorsson 10', Birkir Saevarsson 20', Alfred Finnbogason 41', Eidur Gudjohnsen 82')

http://acehbet.com/bonus-20-spesial-menyambut-euro-dan-bulan-puasa-2016-max-bonus-5-000-000/

Dortmund Resmi Akuisisi Gelandang Bayern Muenchen

 

Gelandang bertahan Bayern Muenchen, Sebastian Rode, telah resmi bergabung ke klub rival, Borussia Dortmund.

Rode menjalani tes medis pada Senin (6/6/2016). Setelah dinyatakan lolos, pemain 25 tahun itu pun menandatangani kontrak berdurasi empat tahun dengan Dortmund.

Mengenai biaya transfer Rode, Dortmund dan Bayern sepakat untuk tidak mengungkapkannya kepada publik.

"Saya merupakan penggemar Dortmund sejak kecil, dan saya sangat antusias bisa bekerja untuk klub favorit saya," ujar Rode seperti dikutip dari situs resmi Dortmund.

"Saya siap untuk menjalani tantangan baru dan mencicipi laga kandang pertama saya dalam balutan seragam hitam dan kuning di Signal Iduna Park (markas Dortmund)," kata Rode melanjutkan.

Sejatinya, kontrak Rode bersama Bayern baru berakhir pada 2018. Namun, karena kesempatan tampil yang minim, Rode meminta kepada Bayern untuk dilepas pada musim panas 2016.

Sepanjang musim 2015-2016, Rode hanya memainkan 15 pertandingan Bundesliga, dan menorehkan masing-masing satu laga di Liga Champions dan DFB Pokal.

"Kami telah mengabulkan permintaan Rode. FC Bayern berterima kasih kepada Rode atas komitmen dan karakter yang kuat selama dua tahun terakhir. Kami harapkan yang terbaik untuk masa depannya," kata CEO Bayern, Karl-Heinz Rummenigge.

Rode diboyong Bayern Muenchen dari Eintracht Frankfurt pada Juli 2014. Selama dua tahun memperkuat FC Hollywood - julukan Bayern, Rode mempersembahkan dua gelar Bundesliga (2015 dan 2016) dan satu titel DFB Pokal (2016).

http://acehbet.com/bonus-20-spesial-menyambut-euro-dan-bulan-puasa-2016-max-bonus-5-000-000/




Banega Konfirmasi Kepindahannya ke Inter Milan

 

Sevilla dan Internazionale Milan sama sekali belum mengumumkan transfer Ever Banega. Namun, gelandang asal Argentina itu sudah memastikan bahwa dia akan segera berganti klub.

Kontrak Banega bersama Sevilla berakhir pada musim panas 2016. Pemain 27 tahun itu disebut-sebut akan segera bergabung ke Inter dengan status bebas transfer.

Kabar itu pun dibenarkan oleh sang pemain. Banega mengaku telah mengucapkan perpisahan dengan rekan-rekannya di Sevilla, setelah dua tahun memperkuat klub tersebut.

"Saya telah menikmati dua tahun yang spektakuler di Sevilla," ujar Banega seperti dilansir AS, pada Senin (6/6/2016).

"Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi ada peluang yang harus saya ambil. Saya akan ke Inter, dan kami sudah mencapai kesepakatan," ucapnya.

Banega diboyong Sevilla dari Valencia pada Agustus 2014. Selama dua tahun di Sevilla, Banega mencatatkan 94 penampilan dan mencetak 12 gol di seluruh kompetisi.

Banega pun termasuk salah satu pemain yang berjasa mengantarkan Sevilla meraih dua gelar Liga Europa, yakni pada 2015 dan 2016.

Saat ini, Banega sedang berpartisipasi di ajang Copa America Centenario bersama tim nasional Argentina.

http://acehbet.com/bonus-20-spesial-menyambut-euro-dan-bulan-puasa-2016-max-bonus-5-000-000/



Cerita Ngentot Dengan Pacar Masih Sekolah


Sekian lama aku berteman tak disangka dan diduga diapun mengutarakan maksud dan tujuannya mengajak berteman aku dahUlu karena dia ingin mengenal aku lebih jauh, Bila aku tak jawab,mungkin aku dikira sombong, setelah aku berpikir panjang dengan berbagai pertimbangan keputusan akhirnya aku pilih’Aku menerima jadi pacarnya’ singkat dan penuh malu aku kirim Sms’untuk kata ”IYA AKU MAU JADI PACARMU’, dia gembira bukan kepalang tentu saja orang lain aja belum tentu bisa meraih hatiku, dengan uletnya dan gigihnya akupun luluh karena aku yakin dia tulus sayang sama aku sikap-sikap yang ditunjukkan kepadaku telah jadi buktinya.

Namaku Rima. Kata orang aku cantik, kulitku kuning, hidungku bangir, sepintas aku mirip Indo. Tinggiku 160cm, ukuran Bhku 34, cukup besar untuk seorang gadis seusiaku. Aku punya pacar, Dino namanya. Dia kakak kelasku, kami sering ketemu di sekolah.

Dino seorang siswa yang biasa-biasa saja, dia tidak menonjol di sekolahku. Prestasibelajarnyapun biasa saja. Aku tertarik karena dia baik padaku. Entah kebaikan yang tulus atau memang ada maunya. Dia juga mencoba mendekatiku. Di sekolah, aku tergolong populer. Banyak siswa cowok mencari perhatian padaku. Tapi entah mengapa aku memilih Dino. Singkatnya, aku pacaran dengan Dino.

Banyak teman-teman cewekku menyayangkan nya, padahal masih ada si Anto yang bapaknya pejabat, Si Danu yang juara kelas, Si Andi yang jago basket, dan lainnya. Entah mengapa aku tidak menaruh perhatian pada mereka-mereka itu.Aku dan Dino telah berjalan kurang lebih 6 bulan. Pacaran kami sembunyi-sembunyi, ya karena kami masih SMP jadi kami masih takut untuk pacaran secara terang-terangan. Orang tuaku sebenarnya melarangku untuk berpacaran, masih kecil katanya. Tetapi apabila cinta telah melekat, apapun jadi nikmat. Hari Sabtu sepulang sekolah aku janjian sama Dino.

Aku mau nemanin dia ke rumah temannya. Aku bilang ke orang tua bahwa hari Sabtu aku pulang telat karena ada les tambahan. Aku berbohong. Di tasku. telah kusiapkan kaos dan celana panjang dari rumah. Sepulang sekolah, aku ke wc dan mengganti seragamku dengan baju yang kubawa dari rumah. Dinopun begitu. Dari sekolah kami yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Selatan, kami naik bis kearah Cipinang, Jakarta Timur, rumah teman Dino.

Sesampai disana, aku diperkenalkan dengan teman Dino, Agus namanya. Rumahnya sepi, karena orang tua Agus sedang ke luar kota. Agus juga bersama pacarnya, Anggi. Pembantunya pun pulang kampung, sesekali kakak Agus yang telah menikah, datang ke rumah sekalian menengok Agus dan membawakannya makanan. Kakaknya hari ini sudah datang tadi pagi dan akan datang lagi besok, demikian kataAgus. Jadi hanya kami berempat di rumah itu. Kami ngobrol bersama ngalor ngidul. Tak lama kemudian, Agus dan Dino pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kami. Aku ngobrol dengan Anggi.

Dari Anggi, aku tahu bahwa Agus telah berhubungan selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya satu sekolah, juga di SMP hanya berlainan dengan sekolahku. 10 menit kemudian, Agus dan Dino kembali dengan membawa 4 gelas sirup dan dua toples makanan kecil. Setelah memberikan minuman dan makanan itu, Agus berdiri dan memutar VCD.Film baru katanya. Aku enggak ngerti, aku pikir film bioskop biasa. Agus menyilakan kami minum. Aku minum sirup yang diberikannya. 10 menit berlalu, kepalaku pusing sekali, bersamaan dengan itu ada rasa aneh menyelimuti tubuhku.

Rasa hangat merinding di tv tampak adegan seorang wanita bule yang sedang dientot oleh 2 laki-laki, satu negro dan satu lagi bule juga. Aku berniat untuk pulang, tetapi entah mengapa dorongan hatiku untuk tetap menyaksikan film itu. Mungkin karena aku baru pertama kali ini nonton blue film. Badanku makin enggak karuan rasanya kepalaku serasa berat dan ah rangsangan di badanku semakin menggila. Aku lihat Agus dan Anggi sudah saling melepaskan baju mereka telanjang bulat di hadapan aku dan Dino. Mereka saling berpelukan, berciuman tampak Agus menciumi tetek Anggi yang mungil lalu menghisap pentil teteknya tampaknya keduanya sudah sering melakukannya .

Mereka tampak tidak canggung lagi Anggi menghisap peler Agus persis seperti kejadian di film blue itu. Anggi juga sepertinya telah terbiasa Kontol Agus bak permen, diisep, dikulum oleh Anggi Dino merapatkan tubuhnya kepadaku. “Rim .kamu sayang aku enggak?”tanyanya padaku. “Eh..emang kenapa, Din ?”kataku kaget karena aku masih asyik menyaksikan Agus dan Anggi “Aku pengen kayak gitu .”kata Agus sambil menunjuk pada Agus dan Anggi yang semakin hot. Tampak Agus mulai menindih Anggi, dan memasukkan batang kontol nya ke memek Anggi. Dengan diikuti teriakan kecil Anggi, batang kontol itu masuk seluruhnya ke nonok Anggi.

Gairahku melonjak-lonjak entah kenapa?Seluruh badanku merinding .”Rima?”kata Dino lagi. “Eh enggak ah enggak mau malu .”kataku. “Malu sama siapa?”kata Dino. Tangannya mulai merayapi dadaku. Kutepis pelan tangannya. “Malu sama Agus dan Anggi tuh “kataku. “Ah mereka aja cuek ayo dong Rima aku sudah enggak tahan nih “kata Dino. “Ah.. jangan ah “kataku. Gairahku makin tidak keruan mendengar erangan dan rintihan Agus dan Anggi. Tak terasa tangan Dino mulai membuka kancing bajuku. Entah kenapa aku membiarkannya sehingga bajuku terbuka.

Aku hanya mengenakan BH dan celana panjang. Adegan di TV makin hot tampak sekarang seorang wanita asia di entot tiga orang bule dua orang memasukkan kontol nya ke memek dan pantatnya sedangkan yang satu kontolnya lagi di hisap oleh si wanita. Keempatnya terlihat sedang merasakan kenikmatan Tangan Dino mulai merayapi dan meremas-remas buah dadaku yang masih kencang dan belum pernah disentuh oleh siapapun. Aku menggelinjang, geli nikmat ah..baru pertama kali aku merasakan ini. ”Buka Bhnya, ya sayang “pinta Dino. Aku mengangguk, aku jadi ingin merasakan lebih nikmat lagi Dengan cekatan Dino membuka Bhku.. aku sekarang benar-benar telanjang dada.

Dino menghisap putingku dan memencet-memencet buah dadaku yang masih kenyal dan bagus “Tetek mu enak bener, sayang belum pernah ada yang pegang yaa”kata Dino sambil terus meremas payudara dan menghisap putingku “Belum Din ahhh enak Din terus.. jangan berhenti .”kataku. Kenikmatan itu baru kali ini aku rasakan. Kulirik Agus dan Anggi, mereka sekarang bermain doggy style. Anggi berposisi nungging dan Agus menusuknya dari belakang terdengar erangan dan eluhan mereka Gairahku makin menggila “Buka celanamu ya sayang aku udah pengen nih “pinta Dino. “Jangan Din takut .”kataku. “Takut apa sayang?”kata Dino. “Takut hamil “kataku. “Enggak Din, aku nanti keluarnya di luar memekmu sayang kalo hamil pun aku akan tanggung jawab, percayalah “katanya. Aku diam saja Dino mulai membuka ristleting celanaku, aku diamkan saja .

tak lama kemudian, dia memerosotkan celanaku tampak memekku yang menggumpal dengan jembut yang lumayan tebal. Dino pun memerosotkan celana dalamku Aku benar-benar polos bugil. Dinopun membuka seluruh bajunya, kami berdua telanjang bulat.

Tangan Dino tetap meremas-remas payudaraku Kulirik Agus dan Anggi, eh mereka bersodomi Anggi sudah biasa bersodomi rupanya kulihat kontol Agus maju mundur di pantat Anggi sedangkan tangan kiri Anggi mengucek-ucek memeknya sendiri yang sudah basah Erangan mereka terdengar makin sering .Dino terus mengerjaiku, tangannya mulai merayapi bulu jembut ku. Salah satu jarinya dimasukkan ke memekku”Ah..sakit, pelan-pelan, Din..”teriakku ketika jari itu memasuki memekku.

Dino agak sedikit mengeluarkan jari itu dan bermain di bibir kemaluanku tak lama kemudian memekku basah . “Din, isep dong punyaku “pinta Dino sambil menyodorkan kontolnya ke mukaku. “Ah..enggak ah “kataku menolak. “Jijik ya? Punyaku bersih kok ayo dong Anggi saja berani tuh “pinta Dino memelas. Dengan ragu aku pegang kontol Dino. Baru sekali ini aku memegang punya laki-laki. Ternyata liat dan keras. Kontol Dino sudah berdiri tegang rupanya. “Ayo dong Rima sayang “pinta Dino lagi.

Dengan ragu kumasukkan kontol itu ke mulutku, aku diamkan kontol itu sambil kurasa-rasa. Ih, kenyal “Hisap dong sayang seperti kamu makan permen “Dino mengajariku. Pelan-pelankuisap-isap, kujilati bolong kontol itu dengan lidahku lama kelamaan aku merasa senang mengisapnya kuisep keras-keras..kusedot-sedot, kujilati .kumaju mundurkan kontol itu di dalam mulutku terdengar berulang kali erangan Dino.

“Ah ah. uuuhhh enak sayang teruskan ..” erang Dino. Tangan Dino terus mengucek-ucek memekku. Sudah tidak sakit lagi sekarang, mungkin sudah basah Aku jadi senang mengisap kontol Dino terus kulomoh kuisap..kujilati kusedot-sedot ih..enak juga, pikirku Tiba-tiba Dino menarik kontolnya dan mengarahkannya ke memekku Aku pasrah, dimasukkannya kontolnya ternyata meleset,

Dino melumuri tangannya dengan ludahnya kemudian tangannya itu diusapkan ke kontolnya dan mencoba lagi memasukkan kontolnya ke liang memekku, ketika kepalanya masuk ke memekku, aku berteriak”Aduuh sakit Din pelan-pelan dong ” Gairah semakin meninggi .aku ingin merasakan kenikmatan lebih.

Dino melesakkan kontolnya ke memekku pelan kurasakan sesak memekku ketika kepala kontol itu masuk ke dalamnya Dino lagi menghentakkan kontolnya sehingga amblas semuanya ke dalam memekku .”Ahhh perih Din “kataku. Dino diam sebentar memberikan waktu kepadaku untuk menenangkan diri. “Tenang Din, sebentar lagi kamu akan terbiasa kok “katanya. Pelan-pelan Dino mengocokkontolnya di memekku. Masih terasa perih sedikit kocokkan Dino semakin kencang Aneh, perih itu sudah tidak terasa lagi, yang ada hanya rasa nikmat nikmat sekali “Terus Din Terus ahhhh ah .enak .”kataku. Sempat kulirik Agus dan Anggi masih terus bersodomi. Gimana rasanya disodomi ya, pikirku Agus semakin menggencarkan kocokkanyya Aku semakin menggelinjang .ah ternyata ngentot itu nikmat .

surga dunia coba dari dulu.. kataku dalam hati .”Din ah.ah .aku aku .”entah apa yang aku ingin ucapkan. Ada sesuatu yang ingin kukeluarkan dari memekku entah apa “Keluarkan saja sayang kamu mau keluar .”kata Dino. “Ahh iya Din aku mau keluar ..”tak lama kemudian terasa cairan hangat dari memekku .

Dino terus mengocok kontolnya kuat juga pacarku ini, pikirku. “Satu nol, sayang”kata Dino tersenyum. Dino mencopot kontolnya, aku sedikit kecewa “Kenapa dicopot Din..”tanyaku. “Kita coba doggy style, sayang “jawabnya sambil membimbingku berposisi seperti anjing.

Dino menusukan kontolnya lagi sekarang badanku terguncang-guncang keras terdengar erangankeras dari Anggi dan Agus, mereka ternyata telah mencapai puncaknya kulihat peluh bercucuran dari kedua tubuh mereka, dan akhirnya mereka terkapar kenikmatan tampak wajah puas dari mereka berdua Aku sudah hampir tiga kali keluar Dino tampak belum apa-apa dia terus mengocok kontolnya di memekku. Sudah hampir ¾ jam aku dientot Dino, tapi tampaknya Dino belum menunjukkan akan selesai. Kuat juga aku lemes sekali lalu Dino mencopot lagi kontolnya dan mengambil baby oil yang tersedia dekat kakinya. Aku ingat baby oil itudipakai untuk melumuri pantat

Anggi ketika mau disodomi .eh apakah aku mau disodomi Dino? “Mau ngapain Din “tanyaku penasaran .”Seperti Anggi dan Agus lakukan, Rima aku ingin menyodomimu sayang “jawabnya. Sebenarnya aku takut, tapi terdorong rasa gairahku yang melonjak-lonjak dan keingin tahuanku rasanya disodomi, maka aku mendiamkannya ketika Dino mulai mengolesi lubang pantatku dengan baby oil.

Tak lama kemudian, kontol Dino yang masih keras itu diarahkan ke pantatku meleset dicoba lagi kepala kontol Dino tampak mulai merayapi lubang pantatku “Aduuuh sakit Din “kataku ketika kontol itu mulai masuk pantatku. “Tenang sayang nanti juga enggak sakit “jawab Dino sambil melesakkan bagian kontolnya kepalanya sudah seluruhnya masuk ke pantatku “Aduuuhh sakiiiitt “kataku lagi.

“Tenang Rim, nanti enak deh..aku jadi ketagihan sekarang “kata Anggi sambil mengelus rambutku dan menenangkanku. “Kamu sudah sering disodomi, Nggi?”tanyaku. “Wah bukan sering lagi hampir tiap hari kadang aku yang minta abis enak sih udah tenang saja ayo Dino coba lagi nanti pacarmu pasti ketagihan ayo..”kata Anggi sambil menyuruh Dino mencoba lagi.

Dino mendesakkan lagi kontolnya sehingga seluruhnya amblas ke pantatku. Terasa perih di pantatku .”Tuuh kan sudah masuk tuh enak kan nanti pantatmu juga terbiasa kok kayak pantatku ini enak kan jadi enggak ada hari libur, kalo lagi mens-pun tetap bisa dientot hi hihi “kata Anggi. Aku diam saja. Ternyata sakit kalo disodomi .

Dino mulai mengocok kontolnya di pantatku. “Pelan-pelan, Din masih sakit “pintaku pada Dino. “Iya sayang enak nih sempit”katanya. Anggi ke belakang pantatku dan mengucek-ucek memekku dengan tangannya aku semakin menggelinjang nikmat “Anggi ah .enak “kataku. “Ayo Din, kocok terus, biar aku mengucek memeknya, biar rasa sakit itu bercampur rasa nikmat”kata Anggi pada Dino.

Benarsekarang rasa sakit itu tidak muncul lagi hanya nikmat .”Hai sayang ini ada lobang nganggur mau pake? Boleh kan Dino? Lubang yang satu ini dipake pacarku Agus “kata Anggi. “Tanya Rima saja deh, aku lagi asyik nih”jawab Agus sambil terus mengocok kontolnya di pantatku. “Gimana Rima? Bolehkan? Enak lo di dobelin aku sering kok “pinta Anggi. “Ah..jangan deh “kataku.”Sudahlah Rima, kasih saja aku rela kok”kata Dino.

Tiba-tiba Agus merayap di bawahku dan menciumi tetekku. Kontolnya dipegang oleh Anggi dan diarahkan ke memekku. Dengan sekali hentakan, kontol itu masuk ke memekku. “Jaang “kataku hendak berteriak jangan tetapi terlambat, kontol itu sudah masuk ke memekku. Jadilah aku dientot dan disodomi. ½ jam Agus dan Dino mengocok kontolku.

Aku lemes sekali baru sekali dientot sudah diduain tanganku sudah tidak kuat menopang badanku. Kakiku lemes sekali. Kenikmatan itu sendiri tidak adaduanya .aku sebenarnya jadi senang dientot berdua begini tapi mungkin kali ini kurang siap.

Aku keluar 2 kali sebelum Agus mencopot kontolnya dan memasukkan kontolnya ke mulut Anggi. Anggi menghirup peju yang keluar dari kontol Agus dengan nikmat. Kemudian Dino melakukan hal yang sama, tadinya aku ragu untuk menghirupnya, tapi lagi-lagi rasa penarasan pada diriku membuatku ingin rasanya menikmati pejunya Dino. Dino memuntahkan pejunya dimulutku akupun menelannya.

Ah..rasanya asin dan agak amis setelah kontolnya bersih, Dino mencopot kontolnya dan menciumku yang sudah KO di kasur. “Terima kasih sayang aku puas dan sayang sama kamu “katanya lembut. Aku diam saja sambil merasakan kenikmatan yang baru pertama kali aku rasakan.

Badanku lemes sekali Kulihat di seprai ada bercak merah..darah keperawananku dan mungkin bercampur dengan sedikit darah dari pantatku yang mungkin juga sobek karena dirasuki kontol Dino. Aku mencoba duduk, ah masih terasa sakit di kedua lubangku itu, lalu aku menangis di pelukan Dino .”Din, aku sudah enggak perawan lagi sekarang jangan tinggalkan aku yaa .”kataku pada Dino.

Kulihat Anggi dan Agus sudah tidur berpelukan dalam keadaan telanjang bulat. “Iya sayang aku makin cinta sama kamu aku janji enggak akan meninggalkanmu tapi kamu harus janji yaa “katanya. “Bener Din? Kamu enggak ninggalin aku? Tapi janji apa ?”kataku balik bertanya. “Janji, kita akan mengulangi ini lagi aku bener-bener ketagihan sekarang sama memekmu dan juga pantatmu, sayang “kata Dino sambil mengelus rambutku.

Aku diam saja, aku juga ingin lagi..aku juga ketagihan kataku dalam hati. “Janji ya sayang “katanya lagi mendesakku. Aku hanya mengangguk. “Sudah jangan nangis sekarang kamu mau langsung pulang atau mau istirahat dulu?”tawar Dino. Aku pilih istirahat dulu lalu akupun tertidur berpelukan dengan Dino. Hari ini baru pertama kali aku berkenalan dengan sex. Ternyata enak dan nikmat.

www.aceh4d.com/link.php?member=lahan888


Ngentot Pembantu Kakak


Suatu hari saat waktu (kurang lebihnya tahun 2001) itu aku diminta oleh kakak ku untuk menjaga rumahnya karena kakak ku sedang pergi keluar kota. Sore itu awan dilangit sangatlah mendung sekali pertanda akan hujan datang. Rintik-rintik hujan mulai turun semakin lebat. Mbak Narti yang bekerja di rumah abangku ini bergegas ke halaman belakang untuk mengambil jemuran. Kemudian, “Den Diko!”, teriaknya keras dari belakang rumah. Aku berlari menuju arah suaranya dan melihat Mbak Narti terduduk di tepi jemuran. Kain jemuran berhamburan di sekitarnya.

“Den Diko, tolong Mbak Narti bawakan kain ini masuk”, pintanya sambil menyeringai mungkin menahan sakit. “Mbak tadi tergelincir”, sambungnya. Aku hanya mengangguk sambil mengambil kain yang berserakan lalu sebelah tanganku coba membantu Mbak Narti berdiri. “Sebentar Mbak. Saya bawa masuk dulu kain ini”, kataku sembari membantunya memegang kain yang berada di tangan Mbak Narti. 

Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Kain jemuran kuletakkan di atas kasur, di kamar Mbak Narti. Ketika aku menghampiri Mbak Narti lagi, dia sudah separuh berdiri dan mencoba berjalan terhuyung-huyung. Hujan semakin lebat seakan dicurahkan semuanya dari langit. Aku menuntun Mbak Narti masuk ke kamarnya dan mendudukkan di kursi. Dadaku berdetak kencang ketika tanganku tersentuh buah dada Mbak Narti. Terasa kenyal sehingga membuat darah mudaku tersirap naik. 

Kuakui walau dalam umur awal 30-an ini Mbak Narti tidak kalah menariknya jika dibandingkan dengan kakak iparku yang berusia 25 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan potongan badannya yang masih menarik perhatian lelaki. Tidak heran, pernah Mbak Narti kepergok oleh abangku bermesraan dengan laki-laki lain. “Tolong ambilkan Mbak handuk”, pinta Mbak Narti ketika aku masih termangu-mangu. Aku menuju ke lemari pakaian lalu mengeluarkan handuk dan kuberikan kepadanya. “Terima kasih Den Diko”, katanya dan aku cuma mengangguk-angguk saja. Kasihan Mbak Narti, dia adalah wanita yang paling lemah lembut. Suaranya halus dan lembut. Bibirnya senantiasa terukir senyum, walaupun dia tidak tersenyum. 

Rajin dan tidak pernah sombong atau membantah. Dianggapnya rumah abangku seperti rumah keluarganya sendiri. Tak pernah ada yang menyuruhnya karena dia tahu tanggung jawabnya. Kadang-kadang saya memberinya sedikit uang, bila saya datang ke sana. Bukan karena apa, sebab dia mempunyai sifat yang bisa membuat orang sayang kepadanya. Abangku tidak pernah memarahinya. Gajinya setiap bulan disimpan di bank. Pakaiannya dibelikan oleh kakak iparku hampir setiap bulan. Memang dia cantik, dan tak tahu apa sebabnya hingga suaminya menceraikannya. 

Kabarnya dia benci karena suaminya selingkuh. Hampir kurang lebih 4 tahun lebih dia menjanda setelah menikah hanya 6 bulan. Sekarang dia baru berusia 29 tahun, masih muda. Kalau masalah kecantikan, memang kulitnya putih. Dia keturunan Cina. Rambutnya mengurai lurus hingga ke pinggang. Dibandingkan dengan kakak iparku, masing-masing ada kelebihannya. Kelebihan Mbak Narti ialah sikapnya kepada semua orang. Budi bahasanya halus dan sopan. Mbak Narti berdiri lalu mencoba berjalan menuju ke kamar mandi. 

Melihat keadaannya masih terhuyung-huyung, dengan cepat kupegang tangannya untuk membantu. Sebelah tanganku memegang pinggang Mbak Narti. Kutuntun menuju ke pintu kamar mandi. Terasa sayang untuk kulepaskan peganganku, sebelah lagi tanganku melekat di pinggangnya. Mbak Narti menghadap ke diriku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Narti sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu ke dadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan puting yang mulai mengeras. 

Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, lalu kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Aku mencium bibirnya. Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang wanita. Erangan halus keluar dari mulut Mbak Narti. Ketika kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Narti. Ini semua akibat film BF dari CD-Rom yang sering kutonton dari rumah teman. Mbak Narti bersandar ke dinding, tetapi tidak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk ke dalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup. 

Kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding. Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak Narti menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Mbak Narti kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahan-lahan. 

Cerita Seks Ngentot Pembantu Kakak - Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan. Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Narti semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”. Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Mbak Narti, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak Narti semakin kuat menarik rambutku. “Den Dikooo…, Den Diko”, suara Mbak Narti memanggilku perlahan. 

Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Mbak Narti menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Narti seraya menuntun Mbak Narti menuju tempat tidur. Bau kemaluannya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan. “Den Dikooo…”, bisiknya perlahan di telingaku. 

Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak Narti sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak Narti kini kutelanjangkan. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya cukup menggiurkan. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. 

Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Memang Mbak Narti tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku tidak dapat melihat seluruh kemaluannya. Cuma sekumpulan rambut yang lebat halus menghiasi bagian bawah. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. ritsluiting jeans-ku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Mbak Narti. 

Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Narti. Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Mbak Narti telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik. Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Narti. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Narti. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremas-remas buah dada yang kenyal itu. 

Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggang Mbak Narti. Kudekatkan penisku ke tangan Mbak Narti. Digenggamnya penisku erat-erat lalu diusap-usapnya. Memang Mbak Narti tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film BF, itu saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga ke celah selangkangannya. Terasa berlendir basah di kemaluannya. Lalu dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam ketika lidah Mbak Narti melumat kepala penisku dengan lembut. 

Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Mbak Narti terasa menarik-narik batang penisku. Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Mbak Narti sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Mbak Narti mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Mbak Narti semakin memerah. 

Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Mbak Narti sudah cukup terangsang, pikirku. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Mbak Narti memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. 

Kedua Kaki Mbak Narti mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Mbak Narti terangkat-angkat ketika lidahku mengitari perutnya. Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Mbak Narti semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Mbak Narti sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya. 

Erangan Mbak Narti semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya, “Gimana Mbak rasanya?”, suaraku lembut dan sedikit manja. Dia tidak menjawab. 

Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesek-gesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan-lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Narti menggelinjang seperti kesakitan. 

“Pelan-pelan Den Dikoo!”, Mbak Narti berbicara dengan nafas sesak. Aku sekarang mengerti. Kemaluan Mbak Narti sudah sempit lagi setelah 6 tahun tidak disetubuhi, walaupun dia sudah tidak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang wanita walau umurku sudah matang. Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahan-lahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hati-hati. 

Terasa memang sempit. Lalu Mbak Narti memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Mbak Narti juga terdiam. Tenang. Sementara itu, kupeluk tubuh Mbak Narti dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. 

Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang. Cerita Seks Ngentot Pembantu Kakak - Lalu kemudian aku bertanya dengan suara lembut, “Mau diteruskan…?”. Mbak Narti membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. 

Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan-lahan. Memang sempit kemaluan Mbak Narti, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vagina Mbak Narti. Kami makin terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Mbak Narti lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. 

Mata Mbak Narti terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya. 

Mbak Narti mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya penisku di kemaluannya. Kadang-kadang punggung Mbak Narti terangkat-angkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. 

Tak terhitung berapa kali aku maju-mundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Mbak Narti mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku. 

Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya. 

Goyanganku semakin kuat. Kasur Mbak Narti bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher Mbak Narti kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolah-olah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Mbak Narti mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya. 

Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Mbak Narti semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Mbak Narti lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Mbak Narti seperti terguncang-guncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang. 

Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Mbak Narti. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Mbak Narti mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah. 

Dia mengerang agak kuat. Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Mbak Narti menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama-sama. Memang hebat. 

Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Narti lah wanita pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Mbak Narti memang hebat dalam permainannya. 

Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan, bagiku Mbak Narti betul-betul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi Mbak Narti. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. 

Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Mbak Narti. Kulihat Mbak Narti tertidur di sebelahku. Kejadian yang tidak pernah kuimpikan, terjadi tanpa dapat dielakkan. Mbak Narti juga telentang dengan mata tertutup seperti kelelahan, mungkin lelah setelah dapat menghilangkan keinginan batinnya sejak menjanda 4 tahun yang lalu. Kami masih berpelukan. Kemudian Mbak Narti terasa seperti mengusap mukaku. Kubuka mataku. Dia tersenyum. Aku tersenyum. 

Seolah-olah kami tidak merasa aneh berpelukan tanpa sehelai benang pun di tubuh kami. 

Dia mencium bibirku. Dia berbisik ketelingaku, “Terima kasih ya Den Diko. Mbak…” Belum sempat dia menghabiskan kata-katanya, aku bertanya, “Mbak puas…?”. Dia tersenyum dan mengangguk. “Dua kali!”, jawabnya ringkas. “Den Diko kamu memang hebat, penismu juga besar! Panjang!”, katanya. 

Sementara itu ia mengocokkan batang penisku. Suaranya membangkitkan gairahku. “Mbak suka?”, tanyaku. Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. 

Kami jadi terangsang lagi. “Mbak mau lagi?”, tanyaku dengan suara manja. Dia tersenyum manis. Apa yang kuimpikan kini benar-benar menjadi kenyataan. Perlahan-lahan kubuka selimutnya. 

Kulihat kaki Mbak Narti sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Ufff…, detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Mbak Narti tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulu-bulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. 

Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Mbak Narti. Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. 

Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Mbak Narti dengan bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Mbak Narti. Terasa seperti tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan yang dihidangkannya. 

Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Mbak Narti mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat Mbak Narti mengejangkan kakinya. Aku sangat menikmati bau khas dari liang kemaluan Mbak Narti yang memenuhi relung hidungku. Membuat lidahku bergerak semakin menggila. 

Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Mbak Narti yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa. Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakan lidahku itu membuat Mbak Narti beberapa kali mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Mbak Narti ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja. “Den Diko mau diapakan badan Mbak?”, bisiknya. 

Cerita Seks Ngentot Pembantu Kakak - Aku rasa dia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya dulu. Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Mbak Narti sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu. Kucium kemaluan Mbak Narti. Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Mbak Narti yang merangsang. Bau vagina seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Mbak Narti yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. 

Kumain-mainkan di dalamnya. Kulihat Mbak Narti menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Mbak Narti seperti terhentak. Perlahan-lahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi Nungging. 

Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkali-kali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Mbak Narti. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremas-remas semauku, bebas. Rambutnya acak-acakan. Lama juga Mbak Narti menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam. Maklumlah ini adalah kedua kalinya. Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorong-dorong tubuh Mbak Narti. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkali-kali. 

Seperti orang terengah-engah kecapaian. “Ehh.. ek, Ekh, Ekh.” Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Mbak Narti sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Mbak Narti terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. 

Kuelus-elus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Mbak Narti sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Mbak Narti terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Mbak Narti begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. 

Kurangkul tubuh Mbak Narti dan aku bermain sekali lagi. Kali ini Mbak Narti menyerah. Dia tidak menolak. Kumainkan kemaluannya sampai puas. Bau di kamar ini adalah bau air mani kami. Bunyi tempat tidur pun berdecit-cit. “Ahh… aaghh.” Sesudah itu perlahan-lahan aku berdiri dan memakai kembali pakaianku. 

Aku keluar dari kamar Mbak Narti menuju ke ruang depan. Sewaktu aku keluar, barulah aku sadar pintu kamar Mbak Narti tidak tertutup rapat. Rupa-rupanya kakak iparku sudah pulang. Mendadak aku pucat kalau-kalau kejadian tadi disaksikan oleh kakak iparku. Aku keluar sambil mencoba berlagak seperti tidak terjadi apa-apa. 

Kemudian aku duduk di sofa. Sebentar kemudian kakak iparku datang membawa minuman. Kulihat mukanya biasa saja. Kuyakinkan diriku bahwa kakak iparku tidak tahu apa yang telah terjadi tadi antara aku dengan Mbak Narti. Aku bertanya, “Abang tidak pulang sama Mbak?” “Tidak. Dia ke Singapore 4 hari!”, jawabnya. Dia tersenyum. “Minumlah!”, dia mempersilakanku. 

Kemudian dia berjalan menuju ke kamarnya. Aku duduk dan menonton film “Airforce One”. “Mbak sebentar lagi mau pergi, ambil mobil di sana. Nanti malam tolong kamu tidur di sini ya, sekilan jaga rumah!”, katanya pendek. Memang bagitulah Kalau abangku tidak ada, aku yang jadi sopir kakak iparku untuk membawa BMW nya ke mana-mana. Malam itu aku tidak pulang. Tidur di rumah abangku! Memang ada kamar khusus untukku di rumahnya yang cukup besar itu. Tapi yang lebih spesial lagi bagiku adalah tidur dalam pelukan Mbak Narti.

www.aceh4d.com/link.php?member=lahan888




Pemerkosaan Bule Di Pulau Dewata Bali

 

Tidak selamanya hubungan yang indah harus terjalin dengan dimulai oleh rasa saling mengenal, saling mengerti dan saling mencintai.Ada kalanya hubungan yang hangat itu bisa kita jalin tanpa perlu mengenal lebih dulu, tanpa perlu saling pengertian, tidak perlu salingmencintai, tapi yang kita perlukan adalah moment yang tepat. Oke, kira-kira itu yangbisa sedikit menggambarkan ke mana jalur cerita berjudul "Cerita Sex Petualangan Pemerkosaan Cewek Bule Di Pulau Dewata Bali" yang segera kita nikmati.

Cerita memperkosa cewek bule ini dimulai kira-kira tahun 2000 lalu, waktu aku masih sekolah di salah satu sekolah swasta yang lumayan terkenal di Bandung.Waktu itu sekolah kami mengadakan liburan bersama sebelum EBTA/EBTANAS. Tempat yang dituju adalah pulau Dewata, Bali. Tentu saja aku antusias sekali untuk ikut acara itu, selain aku bisa melepas lelah dan stres gara-gara pelajaran, aku juga bisa menikmati pulau Dewata yang katanya indah itu, maklum aku memang belum pernah menginjakkan kaki di sana. Hendra yang pernah berlibur dengan keluarganya ke sana tetap ikut karena menurutnya kami tidak akan pernah bosan untuk berlibur ke sana. Hendra banyak cerita tentang keindahan objek wisata di sana, termasuk banyaknya "buah-buahan" disana. Aku dan Alf bingung sendiri, memang apa anehnya buah-buahan di Bali. Tapi mendengar pertanyaan kami, Hendra dan Randi malah ketawa-ketawa sambil meledek kalau kami berdua itu kurang imajinasi. Randi mulai bercerita kalau Bali adalah salah satu pusat "buah-buahan" terbesar di Asia. Ada banyak "buah-buahan" di sana, dari buah lokal sampai "buah" import. Hendra menambahkan kalau yang paling terkenal di sana adalah "buah-buahan" import, tapi ada juga "buah" lokal yang tidak kalah bersaing dengan "buah-buah" import yang rata-rata lebih besar ukurannya. Aku mulai mengerti, makanya aku mulai nyengir ke arah Hendra dan Randi. (Untuk pembaca yang tidak mengerti, bisa hubungi kami untuk minta penjelasan dan kami akan menjelaskan sedetail-detailnya, hehehehe). Tapi Si Alf masih tetap diam, entah tidak mengerti atau entah pura-pura tidak ngerti. Tapi begitu Randi bilang kalau di sana "buah kelapa" tersebar di mana-mana, Alf langsung ikut-ikutan tertawa sambil membayangkan "buah-buahan" itu tersebar di pantai menunggu dipetik. "Pletak.." Tiba-tiba penghapus melayang membentur meja, hampir saja kepala Randi jadi sasaran. Kami baru sadar kalau ini masih di kelas, di depan Pak Maman melotot sambil mengacung-ngacungkan penggaris ke arah kami berempat. Kami cuma nyengir sambil menunduk, kami benar-benar lupa kalau ini masih di kelas. Tapi untung saja, Pak Maman tidak terlalu galak, biasanya dia sudah lupa kejadian yang bikin dia jengkel setelah beberapa menit. Oke, singkatnya kami akhirnya pergi bareng juga ke Bali. Kami berempat memilih bus yang sama biar bisa sepuasnya ngobrol. Kebetulan pengawas di bus kami lumayan "gaul". Jadi kami bisa bebas ngobrol tentang apapun juga, tentu saja sampai hal-hal yang menjurus bahaya juga tidak masalah. Dua-duanya guru cewek yang relatif lebih cantik dibanding guru-guru kami yang lain. Ibu Nina dan Ibu Cindy. Dua-duanya masih lajang dan umurnya tidak terlalu jauh dengan kami, Ibu Nina sekitar 27 tahun sedangkan Ibu Cindy kira-kira 22 tahunan. Tentu saja mereka juga tidak lolos dari kejaran kami-kami berempat, dan tentu saja petualangan itu ada di cerita kami yang lain. Kembali ke cerita, sekitar sehari kami baru sampai ke hotel. Kebetulan kami menginap di hotel yang lumayan mewah, kalau tidak salah bintang empat atau mungkin lima. Aku tidak begitu jelas, tapi yang jelas ada fasilitas kolam renang sampai mandi sauna, pokoknya semuanya lengkap. Dan tentu saja kami berempat satu kamar, kami memang bisa dibilang cukup akrab and bisa saling berbagi, baik suka atau duka. Sampai-sampai bagi-bagi pacar kami juga tidak masalah, yang penting adil. Memang sih awalnya kami cukup menikmati pemandangan indah "buah-buahan" di pantai, kebetulan hotel kami dekat dengan pantai Kuta yang memang gudangnya "buah-buahan". Tapi lama-kelamaan bosan juga cuma melihati tanpa melakukan apa-apa, makanya sehari sebelum pulang kami berniat sedikit mencicipi "buah-buahan" import tersebut. Tapi sialnya,aku dan Hendra malah terpisah dari Alf dam Randi. Padahal cuma Randi yang tahu dimana bisa dapat "buah-buahan" import itu dengan harga murah. Aku menyesal juga sih, makanya aku dan Hendra memutuskan kembali ke hotel.Kebetulan udaranya enak sekali, makanya kami jalan sambil melihati pemandangan Bali di malam hari. Ternyata keberuntungan belum pergi dari kami berdua,di tengah jalan, seorang cewek bule yang kelihatannya bingung menghampiri kami berdua. "Hai.. can you speak English?" dia menyapa kami. "A little.." aku menjawab. Terus kami mengobrol, ternyata dia terpisah dari rombongannya. Dia hendak pulang ke hotelnya, tapi malah kesasar sampai ke sini. Aku sebenarnya hendak menolongnya menunjukkan jalan pulang, tapi Hendra menyikutku, dan aku tahu maksudnya. Aku menyewa taksi dan mempersilakannya masuk, Hendra mengatakan pada cewek itu kalau kami akan mengantarnya ke tujuan. Cewek itu kelihatannya senang sekali dan berterima kasih, dia tidak tahu kalau ada maksud tersembunyi di balik kebaikan kami berdua. Hehehe, kapan lagi dapet "buah-buahan" gratis. "Pak, antar kami ke tempat biasanya orang mangkal," aku berbicara pada sopirnya,tapi sepertinya sopirnya belum mengerti. "Itu Pak, ke tempat kami bisa begituan," Hendra menambahkan. Pak sopir itu sepertinya mengerti, dia tertawa kecil, lalu memacu taksinya ke salah satu tempat yang memang terkenal sebagai "tempat gelap". Sampai di sana, aku lihat kanan-kiri, ternyata sepi. Lalu aku ajak cewek bule bernama Angela itu turun. Dia sedikit bingung,karena tempat itu sedikit asing baginya. Tapi Hendra meyakinkannya kalau tempatnya tidak salah, makanya Angela setuju. Angela sebenarnya tidak terlalu montok banget, mungkin karena usianya yang masih sangat hijau. Baru 15 tahun, tapi dibandingkan produk lokal,"buahnya" memang termasuk lumayan besar, apalagi didukung tubuhnya yang tinggi langsing plus wajahnya yang lumayan cantik dengan rambut pirangnya yang oke banget. Begitu aku lihat ada kesempatan, kukeluarkan pisau lipat yang memang selalu kubawa. Memang sih cuma pajangan doang, soalnya tidak tajam. Tapi aku yakin Angela tidak tahu, soalnya dia langsung ketakutan waktu kutempelkan pisau itu ke lehernya. Hendra kemudian menyuruhnya membuka semua pakaiannya. Tentu saja Angela menolak, tapi begitu kuancam akan kubunuh kalau tidak menurut,dia akhirnya membuka pakaiannya walau sedikit ragu-ragu. Tapi keragu-raguannya itu malah bikin aku makin bernafsu, dibukanya kaos hijau di tubuhnya, dan dadanya yang lumayan oke terlihat di balik remang-remang cahaya lampu yang agak jauh dari tempat itu. Aku menitipkan pisau lipatku pada Hendra dan mulai membuka bajuku sampai tersisa celana dalamku. Kami setuju kalau aku duluan yang mencicipi Angela dengan catatan, ongkos taksi aku yang bayar. Aku sih setuju saja, makanya tidak menunggu lama lagi, langsung kusiapkan "dedekku" yang mulai melakukan pemanasan ringan. Angela menatapku, seolah mengiba, tapi aku sudah keburu nafsu, makanya kusuruh dia membuka semua pakaiannya. Dia akhirnya menurut juga, dibukanya semua pakaiannya, dan dia berjongkok ketakutan di atas pasir laut. Aku tidak nunggu lama lagi, langsung kusambar tubuhnya, kutindih tubuhnya di atas pasir, dan mulai menjilati puting susunya. Dadanya kenyal berisi, tapi terlihat dia belum pengalaman, soalnya dia malah ketakutan waktu kujilat putingnya. Kuancam dia sekali lagi, dan akhirnya dia memejamkan matanya, pasrah akan apa yang bakal aku lakukan. Aku mulai buas menjilat putingnya yang semakin mengeras, tapi aku sadar kalau aku harus segera menyelesaikannya. Malam semakin larut, dan aku sama sekali tidak ingin ketahuan kalau aku memperkosa gadis itu. Karena itu aku tidak melanjutkan permainan lidahku, kuambil pisau dari tangan Hendra, lalu kutodongkan ke arah Angela, kusuruh dia mengulum penisku. Angela sepertinya tidak mau, tapi dia tidak bisa apa-apa, dia terlalu takut untuk melawan, dia akhirnya mau juga mengulum penisku, menghisapnya sesekali dan menjilatinya. Aku masih menodongkan pisauku, takut juga kalau Angela menggigit penisku, bisa berabe nantinya. Karena itu aku tidak mau lama-lama di posisi itu, kutunggingkan tubuh Angela, dan kumasukkan penisku ke vaginanya yang diluar dugaanku, ternyata lumayan basah. Perlahan tapi pasti penisku masuk, tanpa menunggu lama, langsung kukocok vaginanya lumayan cepat. Aku penasaran, ada sesuatu yang menghalangi penisku masuk lebih dalam, karena itu kuhentak dengan kencang. Angela menjerit tertahan, rupanya dia masih perawan. Memang lumayan sempit juga lubang vaginanya, tapi dibandingkan umurnya yang masih 15 tahun, yah termasuk lebar juga lubangnya. Mungkin orang bule memang seperti itu pikirku. Karena itu aku tidak memikirkannya lagi, yang ada di otakku hanya kocok.. kocok.. kocok.. terus. "Ah.. ah.. oh.. please.. stop.. ah.." Angela mendesah memohonku untuk berhenti. Tapi aku sudah tanggung, masa aku harus berhenti, tidak mau dong. Aku tidak peduli kata-katanya, kukocok terus vaginanya dan beberapa saat kemudian tubuh Angela mengejang. Aku bingung juga, kupikir cewek yang diperkosa tidak akan merasakan nikmat hingga sampai puncak segala. Aku berhenti sebentar, kubalikkan tubuh Angela yang sudah sangat lemas. Kulihat matanya berair, wajar saja sih cewek menangis kalau diperkosa, tapi ada sesuatu yang lain dari pandangan matanya. Aku menarik nafasku dalam-dalam, lalu kubuang pikiran yang aneh-aneh itu. Kubuka bibir vaginanya dan kuselipkan penisku disana, kutekan sedikit, lalu kutarik lagi, lalu kutekan lagi, begitu seterusnya dengan frekuensi lambat. Aku mulai menikmatinya, tapi Hendra menepuk punggungku, sepertinya dia sudah tidak sabar, aku tidak melanjutkan permainan lambat itu, kuhentak kuat-kuat dan kuhujamkan penisku ke vagina Angela. Dia hanya memejamkan mata sambil menangis memandang laut yang hitam karena gelapnya malam. Aku merasakan penisku panas, dan waktu hampir mencapai puncak, kucabut penisku dari vaginanya, dan kupaksakan masuk ke anusnya. Kukocok lagi sebentar, dan cairan putih kental menyembur ke liang anus Angela. Begitu kucabut penisku dari anusnya, maniku mengalir perlahan keluar dari lubang sempit itu. Aku segera membersihkan tubuhku di laut, lalu kukenakan kembali pakaianku. Kulihat Hendra dengan asik menikmati jilatan dan kuluman bibir Angela di penisnya. Sekitar lima menit dia bertahan di posisi itu, tapi kemudian dia tidak tahan lagi, direntangkannya kaki Angela lebar-lebar, dan dihujamkannya penisnya. Gerakannya sedikit liar tapi masih berpola. Bukan hanya pinggulnya yang bergerak naik-turun, kedua tangan Hendra juga bekerja, diremasnya dada Angela dan sesekali dipelintirnya puting susu Angela. Beberapa saat kemudian Hendra mencabut penisnya dari vagina Angela, disuruhnya Angela mengulum penisnya lagi, dan beberapa saat kemudian Hendra mencapai puncak. Maninya menyembur di mulut Angela, mengalir ke dagu dan lehernya. Hendra kemudian membersihkan tubuhnya di laut. Kulihat Angela duduk di pasir, matanya merah karena menangis, dia menundukkan kepalanya seolah tak percaya apa yang baru saja menimpanya. Aku jadi iba, kubantu dia memakai pakaiannya, lalu kusewakan taksi untuknya. Kuberikan uang lebih pada sopirnya, kukatakan agar dia merahasiakan aku yang menyewanya. Sopir itu mengangguk, aku tahu kalau orang Bali sangat menghargai kepercayaan orang. Aku percaya dia tidak akan membocorkannya. Aku dan Hendra pulang ke hotel, dan beberapa saat kemudian Alf dan Randi pulang, mereka kelihatan puas dengan apa yang tadi mereka lakukan, tapi aku dan Hendra juga tidak kalah puasnya, kami menceritakan pengalaman kami masing-masing, dan esok paginya kami pulang ke Bandung. Singkatnya kami sampai ke Bandung, dan dua hari kemudian aku menerima surat, aku terkejut setengah mati waktu kulihat surat itu.Kubaca suratnya, "Hai..it's me Angela. Aku bisa bahasa Indonesia a little, dan I know your address dari dompet you yang tertinggal di taksi. Aku simpan untuk kenang-kenangan. And you should know, malam itu aku sedikit kecewa caramu perlakukan aku, but I'm okay, I'm not angry. Soalnya, sepertinya aku fall in love sama kamu. Ingat aku selalu ya, Angela." Aku makin kaget, dia mengirimkan SIM, KTP and surat-surat penting lain yang ada di dompetku. Dompetku yang kukira dicopet orang di Bali ternyata ada pada Angela. Untung sekali dia tidak menuntutku di pengadilan, aku benar-benar bersyukur. Sejak saat itu aku berjanji kalau aku tidak akan pernah memperkosa lagi. Angela kalau kau baca cerita ini, aku cuma ingin katakan kalau sebenarnya aku juga sayang kamu, please hubungi aku, I missyou so much. Maaf kelakuanku malam itu, and kalau kau ijinkan, aku ingin memperbaikinya, hubungi aku dan aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku. Sekali lagi maafkan aku Angela.

www.aceh4d.com/link.php?member=lahan888



Bercinta Dengan Polwan Di Warnet

Kisah ini terjadi sekitar 2010 an, saat aku masih kuliah sambil cari kerja sampingan buat biaya kuliah. Cantik Kebetulan ada temen ibuku yang punya warnet di kota ini, jadi aku kerja nungguin warnet. Shift jaga biasanya malam, mulai jam 7 sampe jam 12 malam. Tapi kadang-kadang gentian sama teman-teman yang lain, tergantung situasi lah.

Saat itu aku jaga warnet malem sendirian, harusnya sih berdua, tapi biasa lah ada aja alesan untuk ngilang. Yang heran, tumben warnet sepi banget (padahal tahun2 segitu saat orang jarang punya modem sendiri, warnet tidak pernah sepi). Jadinya aku santai-santai sambil browsing materi kuliah, sambil slonjor-slonjor dan ngemil kacang. Sekitar jam 9 ada suara motor berhenti diluar. Hah, akhirnya ada pengunjung juga. Pintu kemudian dibuka, Nampak cewek masuk, bodynya tinggi, wajahnya imut sih, rambut potong pendek dan pake jaket dan celana panjang. “Mau nge-net ada mas?” tanyanya. “Oh, silahkan mbak…, kosong kok. Bebas milih mana saja.” Jawabku ramah sambil melihat wajah imut tersebut. “Makasih mas, saya dipojok situ aja” dia lalu menuju bilik yang pojok, terus melepas sepatu dan duduk (bilik warnetnya lesehan semua). Aku lihat sepatunya sepatu kulit, kayak-kayaknya bukan cewek biasa nih. Setelah duduk, dia membuka jaket, ternyata dibalik jaketnya dia memakai seragam polisi, pangkatnya Segitiga Kuning satu biji, ohh Sersan Dua pangkatnya. Ohh.., seorang polwan yang manis pikirku. “Mas, username ama passwordnya apaan nih??” tanyanya, sambil menoleh ke aku. “Ehh.., ohh.., bebas kok mbak, langsung aja” kataku jadi sedikit gagap gara-gara terpana plus kaget.. “Okey mas, makasih” Beberapa menit sambil browsing aku curi-curi lihat ke mbak polwan tadi. Lama-lama kok beberapa kali ketahuan lagi nyuri pandang. Akhirnya aku gak berani lagi ngliat dia. Konsentrasi aku alihkan ke monitor komputerku. Karena bosan dengan materi kuliah, aku mulai browsing situs-situs hot. Setengah jam berlalu, tiba-tiba aku kaget saat mbak tadi sudah disampingku. “Mas, ajari bikin email dong” katanya… “ehh…,ehhhh…, ehhh iya” aku panic, karena monitorku isinya penuh gambar pasangan lagi adegan hot. “ayo mbak…, saya ajari” aku langsung berdiri dan mengajak mbak polwan tadi ke biliknya (supaya aku gak tengsin dan terlalu lama salah tingkah didepan komputerku). Aku mulai ngajari cara mbuat email dari dasar-dasarnya. Sambil lirak-lirik aku baca namanya, sebut saja Dewi . Dewi tampak antusias mendengar penjelasanku, kemudian mulai mencoba mempraktekkan langkah demi langkah. Aku masih grogi, bagaimana tidak, lha wong dia polwan… hiiiii. Tapi kayaknya dia yang berusaha mencairkan suasana. “Mas sudah lama kerja diwarnet ya?” tanyanya “Wah, baru kok mbak. Ini juga buat nambah-nambah biaya kuliah” jawabku sambil berusaha tersenyum, tapi masih kaku…. Shitt. “wah, kok lancer banget gitu ya nge-netnya? Ehh, jangan panggil saya mbak dong. Nih, kan namaku udah terpampang jelas gini. Panggil Dewi aja ya? Kalo nama mas sapa?” “Saya Andri mbak.., wah nggak berani manggil gitu mbak. Ngak sopan” Jawabku sambil menggerakkan mouse. “Nggak papa kok, biar akrab. Lagian kayaknya kita seumuran ya. Aku dua puluh tiga tahun kok” paparnya blak-blakan, jarang yah cewek blak-blakan masalah umur “Ya deh mbak, eh Dewi…, kalo saya baru dua puluh dua tahun mbak, tuaan mbak dikit dong, ngomong-ngomong kok masih pake baju dinas. Habis tugas ya?” tanyaku sambil kesempatan buat mandang wajahnya yang manis (buehhh…, betul-betul manis nihh) “Iya habis ikut pengamanan di balaikota, tadi ada demo mahasiswi. Jadi Polwannya turun semua.” “Ohh.., gitu. Lho mbak Dewi kok gak pulang kerumah? “ tanyaku lagi “Nggak, tadi lihat warnet jadi pengin mampir. Sekalian belajar” “Emang mbak Dewi rumahnya dimana?” “Di perumahan ****, yahh agak jauh sih. “dia menjawab sambil tersenyum manis… wihhh. “Lho, udah nikah ya mbak? (nanya nya mulai gak konsen gara-gara senyuman tadi)” “Udah, nikah sih udah satu tahun. Suamiku sipil, kerja di expedisi. Tapi lagi ruwet nihh…, dia kecantol ama temen kerjanya, ini aku lagi ngurus cerai” katanya sambil sedikit serak. “Ehm, maaf mbak. Lancang nanya.” “Gak papa.., kalo mas sendiri?” Lhahh, dia balas nanya “Belum mbak, pacar aja gak ada. Nanti-nanti lah” “Ohh, padahal penampilan mendukung lhoh” dia menjawab sambil tersenyum lagi. Matek aku… panas dingin langsung. Apalagi tangannya sambil menyenggol bahuku… beuhhh. “Ahh, mbak bisa aja. Ehh.., suami mbak terlalu juga ya. Mbak yang secantik ini di khianati…” agak nggombal dikit jawabanku “Hahaha…, cantik gimana? Biasa aja ah” Sambil tangannya disenggolkan ke bahuku lagi. “Tapi, hatiku sedih sekali, makanya kadang kalo pulang kerja aku ndak langsung kerumah. Tapi jalan kemana dulu gitu” “Lho, cantik betul lho mbak, manis tinggi langsing lagi…” entah darimana kata-kata ini kudapat, dia terlihat agak tersipu-sipu. Senyumnya makin mengembang. “Ehmm.., makasih ya. Eh.., ngliat situs-situs yang kayak tadi dimana ya?” tanyanya agak malu-malu “Ehhh.., yang mana ya mbak?” jawabku pura-pura bego “Yang tadi itu lho, yang dikomputernya mas.” “Ohh.., ehh gak papa ya mbak? Ini aku carikan alamatnya” aku mulai mengetik alamat, dan muncul gambar-gambar orang lagi bercinta berat. Aku lihat matanya menatap monitor penuh hasrat. “ini tinggal di klik link-link yang ada. Banyak kok nantinya” Sambil aku beranjak pergi, mau kembali ke tempat operator. “Ehh, kemana mas? Temenin aku dong, siapa tau nanti ada kesulitan lagi.” Sambil tangannya meraih tanganku dan menarikku untuk duduk lagi. “Disini aja ya..” dan aku mengangguk pelan. Kami berdua mulai browsing situs-situs xxx, dan aku merasa duduk makin merapat. Mata Dewi tak lepas dari monitor, nafasnya terdengar agak memburu (aku juga demikian sihh hehehehe…). Terasa tubuhku mulai bersentuhan dengannya, hangat dehh. Tangannya ditumpangkan kepahaku, membuat konty ku meluap meronta-ronta (waktu itu aku masih betul-betul perjaka… bayangkeunn), diusap-usap pahaku. Aku beranikan memeluk pinggangnya yang ramping dan aku rapatkan tubuhnya ke tubuhku. “Mas, udah pernah kayak yang dikomputer ini ndak?” tanyanya pelan, agak berbisik. Wajahnya betul-betul rapat dengan wajahku, bikin aku gelagepan. “Belum mbak, pacar aja gak punya, ciuman juga belum pernah…” jawabku jujur. “Ehmmm…, kalau gitu…” dia berdiri kemudian berjalan kepintu depan. Pintu dikunci oleh dia, kemudian tulisan closed dibalik. Lalu dia kembali ke tempatku duduk, kembali memeluk aku yang sudah betul-betul panas dingin. “Mau nggak kayak gitu??” setengah berbisik dewi nanya didekat telingaku, seluruh badanku jadi merinding. Bibirnya ditempelkan ke telingaku. Anjrriiiiittttt……, aku gak bisa ngomong apa-apa. Tanpa menunggu jawabanku tangannya menarik tangan kiriku, ditempelkan ke toketnya. Gak terlalu besar sih, tanganku dibimbing untuk membuat gerakan mengusap dan meremas. Setelah aku bisa gerak sendiri, tanganku dilepaskan. Kemudian tangan kanan Dewi menelusup kedalam kaosku, meremas dan memilin-milin putingku. Badanku kayak kejang semua jadinya. “Mas, mau kan sama Dewi? Satu malam ini aku milikmu… masss” suaranya mendesah ditelingaku. Mulutnya memagut bibirku, lidahnya liar masuk kemulutku. Sementara aku mendesah-ndesah keenakan (pengalaman pertama …) tanganku semakin aktif meremas toketnya. Tangan Dewi kemudian membuka beberapa kancing baju dinasnya, ehhh… ternyata masih ada kaos dalam. Kaos dalam dia sibakkan ke atas, kemudian BH juga dia sibakkan ke atas. Tanganku ditarik lagi buat meremas-remas toketnya, aku mulai bersemangat. Tangan Dewi menelusup ke celanaku, burungku yang udah bengkak diremas-remas…, ahhhhhh. Ubun-ubun kayak mau meledak. Sementara Dewi terus memagut seisi mulut dan lidahku. Perlahan kaosku dinaikkan keatas, bibir Dewi kemudian pindah menjelajahi dadaku. Lidahnya menjilati putingku…. Huuuuuhhhhh, sambil sesekali terasa gigitan-gigitan kecil yang sering bikin aku kaget. Terasa seluruh dadaku disapu lidahnya.., rasanya nyaman-nyaman gimana gitu, lidahnya mulai turun menjilati pusarku. Karuan aja aku mengelinjang kesana-kemari. Perlahan tangannya membuka risluting celanaku, diturunkan sebatas lutut. Didalam cd, ****** ini mulai terasa berdesir-desir, sementara Dewi dengan buas menciumi batang kejantananku. Tak lama kemudian, cd ku dilorotkan sebatas lutut juga. “Mas, burungnya lumayan besar ya.. emmm” sambil tangannya mengelus dan meremas-remas batangku. “Uhhhh…, emang besar ya mbakkk???” tanyaku sambil merem melek “Nggak terlalu besar sih, tapi pas segini nih…” Dewi menjawab sambil tangannya mulai mengocok batangku. “Massss…., burungnya aku emut yaa??” “Iya mbak….” Aku udah gak konsen, Dewi lalu mulai mengulum kepala dan batang burungku pelan-pelan. Lembut banget, tangan kananku dengan gemas meremas-remas rambutnya yang pendek, rapi dan hemmmm…., sangat wangi. Dan tangan kiriki meremas toket dibalik baju dinasnya…, kenyal banget. Semakin lama kulumannya semakin cepat, aku semakin menggelinjang dan kelojotan. “Ohhhh…, Wii.., Dewiii.., sudahhhh…, sudahhh, aku nggak tahannnnn” aku menceracau sejadi-jadinya. Baru pertama kali diemut, sama cewek polwan manis lagi…. Wahhhh betul juga, pangkal batangku mulai terasa senut-senut. “Dewiii.., ohhh gak tahan mbakkk…” senut-senutnya semakin kencang dan akhirnya terasa ada sesuatu menggelegak… crottt.., crottt. Spermaku keluar didalam mulut Dewi. Tapi….., aduhhhh Dewi nggak melepas batang burungku, tetap dikulum-kulum dan disedot. Terasa bukan nikmat yang sekarang, tetapi jadi geli gak tertahan. “sudah mbakkk…, geli aku..” sambil tanganku berusaha melepas kepala Dewi dari burungku. Tak berapa lama ia melepas mulutnya dari burungku…, uhhhhhh. Seluruh badanku lemas serasa tak bertulang. Dewi tersenyum melihatku, kulihat mulutnya sedikit mengecap-ngecap. “Ehhh mbak, spermaku mbak telan ya??” tanyaku “Iya, nggak papa kok. Sehat tuh, rasanya emang agak asin sihh. Lagian daripada nyemprot kemana-mana, bisa kena macem-macem tuhh….” Dewi menjawab sambil tersenyum genit. Tangannya mulai bergerilya lagi mengejar batang burungku yang sudah mulai mengkerut. Dipegang dan mulai dielus lagi…, aku masih menggelinjang geli…, tapi lama-lama mulai terasa hangat dan nikmat lagi. Mulutnya kembali memagut mulutku, kami berciuman dengan ganas. Aku mulai bisa mengimbangi permainannya. “Mas, setelah ini giliranku yang dikasih kenikmatan ya?” sambil nafasnya mulai tersengal-sengal “Ya mbak, aku puasin mbak dehh” tanganku dibimbing untuk ikut melepas celana dinas coklat miliknya. Aku plorotkan hingga sebatas lutut. Tampak celana dalam warna hitam yang menutupi gundukan. Nggak sabar sekalian aku plorotin celana dalamnya. Terlihat jembut tebal menghiasi gundukan daging. Tanganku mulai mengusap dan berusaha menyibak jembutnya, mencari sesuatu seperti yang ada di situs-situs porno. Dengan lembut tangan Dewi membimbing tanganku, dan mengarahkan mulutku kea rah memeknya. Cuma karena celana Cuma dilorot sebatas lutut, maka agak sulit untuk sampai ke memeknya. Akhirnya lidahku dapat menjangkau memeknya, kujilat dikit-dikit dan terasa agak basah (hihihi…, agak bau keringat ya.., nggak papa). Dewi mulai mendesah lirih, aku tambah ritmenya. “Masss…, ayo masukin aja ya…, udah nggak tahan nih..” Dewi bersuara lirih. “Ya mbak” Aku kembali berdiri dan bersiap dengan burungku. Tapi aku kebingungan, dengan posisi celanaku yang sebatas lutut dan Dewi yang juga sama kami berdua keliatannya sama-sama bingung. “Mbak…, masukinnya gimana nih??” “Ehh.., iya ya mas…., gimana kalau dari belakang saja? Aku agak nungging ya…” “Ya deh.., terserah mbak. Aku masih bingung nih..” Lalu Dewi berbalik dan posisi merangkak, kedua pahanya direnggangkan sehingga memeknya sedikit tampak membuka. “Sini mas, masukkan…, tusuk ke yang sini yaa…” tangannya menjangkau dan memegang batangku, ditarik pelan-pelan kearah lubang memeknya yang agak basah. Sebentar kemudian, kepala burungku digesek-gesekkan ke memeknya, nikmat sekali… Aku mulai sedikit mendorong batang burungku kelubang memeknya. Pelan-pelan, batangnya mulai ambles kedalam memek. Tanganku mulai meremas-remas pantat Dewi…. (gila, bulat banget nih pantat polwan, kenceng banget lagi. Banyak olahraga kali ya?). Terkadang tanganku menyusup kedalam baju dinasnya dan meremas-remas toketnya serta memilin putting susunya. Dewi mendesah-ndesah keenakan. “Gimana masss??? Enakkk?… terus mas maju mundur aja….” “Ya mbak, enak. Mbak seksi banget yahh, udah langsing pantatnya montok lagi” pujiku jujur “Ahhh mas, bisa aja. Burung mas juga enak kok…, kuat banget, padahal baru keluar habis-habisan lho tadi…” godanya genit. “gimana mas perasaannya nggoyang polwan??” “Ehhh…, agak deg-degan juga…”sambil pinggulku memaju mundurkan batang didalam memeknya. Sambil mataku lihat jam dinding, 22.30. tanganku semakin familiar dengan lekuk-lekuk tubuh Dewi. Pundak Dewi kemudian merendah, pantatnya sekarang benar-benar nungging, nafasnya mulai memburu tak teratur. “Ahhhh… mass…, enakkkkk, terusss” badannya mengeliat-geliat, sesekali tampak pantat bulatnya mengejang. “ohhhh…. Ohhhhh….., ahhhhhhhh” Tampak seluruh badan Dewi mengejang beberapa saat dan kemudian mengendur pelan-pelan. “Aku dah orgasme mass…., ayo mas terus aja sampe keluar” matanya sayu tapi mengerling manja ke arahku. “Mau ganti gaya ya mas?? Spooning aja ya? Mas pasti tau dehh… yukk” “Ya mbak” aku pelan-pelan rebah bersama Dewi. Posisi spooning sekarang, aku peluk Dewi dari belakang sambil sku sodokkan burungku berulang-ulang dan sekuat tenaga. “ahh…, ahhh…, ahhh” Dewi menjerit pelan, aku terus memompa “Ahhhh mbakkk…, akuu keluarrrrr…” tubuhku mengejang dan crott…crottt. Spermaku keluar untuk kedua kalinya… Pelukanku ke Dewi bagai mencengkeram sampai Dewi sepertinya sulit bernafas. “masss…., puas ya” ucapnya lembut dan manja…, aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melirik jam dinding.., sudah jam 23.15. “Ada apa sih mas, kok lihat jam??? Nggak suka ya?” Dewi merengut “nggak mbak.., tapi udah hamper jam setengah dua belas, temenku yang aplusan jaga bentar lagi dating” jelasku “Ohhh… kirain..” senyumnya manja kemudian kepalanya menoleh ke wajahku dan mulai memagut mulutku lagi. “ya udah…, kita beres-beres dulu yuk” Aku melepas batangku yang mulai lemas dari memeknya, kuambil tisu untuk menahan dan membersihkan cairan disekitar memeknya. “Makasih ya mas” sambil dia merapikan kembali seragam polwannya. Merapikn lagi rambutnya yang pendek…, aku suka sekali melihatnya. “Mbak cantik banget dehhh” “ahhh mass…., makasih juga. Sama-sama, aku juga sangat menikmati ini kok. Kalau bisa lain kali kita ketemuan lagi…, aku percaya kamu kok” balasnya masih dengan nada manja. “Ehh…, boleh minta nomer hp ya mas…, supaya bisa ketemuan lagi” “Tentu mbak, mbak baik banget. Perjakaku diambil mbak lhooo…..” aku sedikit tersipu “Ohhh…, maaf ya. Habis aku pngen banget sihhhh… semoga kamu suka dan nggak kapok” setelah rapi, dia memakai sepatu dan mau membayar internet. “ndak usah mbak.., ini bayarannya sudah sangat berlebih kok” jawabku “Ahhh… ya udah. Makasih ya ..” Setelah tukar menukar nomer hp, Dewi membuka pintu dan menyempatkan kissbye yang aku bales dengan lebih mesra. Dan sejak itu kadang-kadang aku ketemuan dengan Dewi diberbagai tempat.Beberapa minggu setelah itu Dewi bercerai dengan suaminya. Hubunganku dengan Dewi hingga tahun 2014. Tahun itu dewi udah punya suami baru, seorang perwira polisi. Aku ndak berani ketemuan lagi, dan Dewi kayaknya sekarang betul-betul sayang sama suaminya. Aku turut bersyukur saja.

www.aceh4d.com/link.php?member=lahan888




Mesum Malam Minggu Yang Ternikmat


Saat ibuku berangkat ke yogya sekitar jam 16.30 aku segera mengambil sepeda federalku dan pergi kerumah Fitri sahabat pacarku yang jarak rumahnya sekitar satu kiloan. Saat sampai dirumah Fitri aku langsung menyuruh Fitri menjemput Ayu sementara aku menunggu dirumahnya Fitri. Saat menunggu aku bermain dengan adik Fitri yang masih kelas 5 SD. Adik Fitri bernama Mala. Dia kelas 5 SD tapi sudah seperti anak kelas 3 SMP, bongsor dan sexy. Susunya pun sudah seperti anak remaja, ukurannya 32 A tapi fikirannya masih anak kecil. Tingginya pun sama hampir sama seperti kakaknya malahan tinggi Mala. Saat itu orang tua Fitri pergi ke Matahari Klaten dan mereka berdua ditinggal pergi. Aku dan Mala bermain diruang tamu yang agak tertutup dari luar sambil nonton tv.

Aku duduk di sebelah Mala yang juga duduk di sebelahku. Saat itu Mala memakai daster longgar dengan rok mini sepaha sehingga saat dia duduk seperti saat ini akan tersingkap. Paha mulusnya kelihatan hingga celana dalamnya yang berwarna putih kelihatan. Karena pemandangan itu kontolku langsung tegang mendesak celana jeansku. “Mala main pengantinan yuk” ajakku berusaha untuk mencari cara agar dapat meraba tempik Mala atau susunya. “Mas Ini main apa sih?” kata Mala nggak mengerti. “Sini, saat ini pengantin cowoknya sedang main sayang sayangan dengan pengantin ceweknya” kataku sambil berusaha menariknya kepangkuanku menghadapku, diapun diam menurut. Saat sudah dipangkuanku rok mininya aku singkapkan agar kontolku pas ditempik Mala. “Lalu cowoknya mencium susu ceweknya seperti ini” kataku sambil menurunkan tali dasternya yang longgar, mala diam saja. Aku melorotkannya sampai melewati tangannya lalu melepaskan daster atasnya. Ternyata Mala tidak memakai kaos dalam sehingga langsung telanjang dada ketika dasternya aku pelorotkan. Bentuk susu kecil Mala sungguh luar biasa indahnya. Kecil mungil masih sebesar jambu biji dengan puting coklat mudanya mencuat sebesar biji kacang tanah. Sekitarnya coklat muda melingkar mengelilingi putting yang mencuat. Aku sungguh terpesona Aku lalu menunduk dan menjilat puting imut Mala dan kemudian mulai melumat lumatnya gemas. “Mhh mas In geli, susu Mala kok diisep sih” katanya polos banget. “Kan yang cowoknya sayang sama ceweknya” kataku lalu melanjutkan melumati susu Mala kanan kiri bergantian. Lama kelamaan Mala mulai menyukainya karena kepalaku dipeluknya erat erat. Tanpa dia sadari tanganku mulai meraba tempiknya yang masih terlapis celana dalam putih. Aku mulai meraba dari atas lalu mulai kebawah. Disaat sampai di depan lubangnya yang kecil dan juga pas didepan kontolku, aku membuka celanaku dan menarik keluar kontolku dari celana dalamku dan membiarkannya mengenai tempiknya. Aku lalu menyelipkan kontolku kedalam celana dalam Mala lalu menggesek gesekkannya pelan pelan. Mala nggak sadar karena keenakan susunya aku lumat lumat. “Mhhh mas In apa nih yang ngganjel” katanya lalu tangannya memegang kontolku yang masuk kedalam celana dalamnya menggesekkan dengan tempik Mala. “Nggak apa apa Mala, saat ini cowoknya mau buat adik sama ceweknya” kataku sambil terus menggesek gesekkan kontolku ditempik Mala. Tangan Mala aku naikkan lagi dan aku kembali melumat susu Mala dan juga mempetting Mala hingga kurasakan lama lama tempik Mala basah juga. Mungkin karena keringat atau cairan apa aku nggak tau. Kudengar diluar ada becak yang datang didepan rumah Fitri. Kudengar juga suara ibunya Fitri sedang membayar ongkos becak. Aku lalu buru buru menurunkan Mala dan memasukkan kontolku kedalam celana dalamku lalu menutup resletingnya. “Mala naikkan dastermu nanti dimarahi mama lho tuh mama dateng” kataku lalu menarik tali daster Mala keatas. “Iya mas, mama dah dateng” kata Mala polos lalu keluar menghampiri mamanya. “Ahh syukurnya” kataku dalam hati karena hampir saja ketahuan. Tenang deh ntar kamu juga dapet bagian juga kata hatiku sambil membelai kontolku yang masih ngaceng. “Eh Indra lagi nunggu Fitri yah, mana Fitri?” kata mamanya Fitri ramah karena aku sudah sering main kesana “Lagi jemput Ayu bu lek” kataku. “ooh ya sudah” lalu Iapun masuk kekamarnya. “Mas lain kali main lagi yah kayak tadi” kata Mala. “Iya sayang tapi jangan bilang siapa siapa yah” kataku lalu meremas susunya yang kelihatan mengintip menggoda. “Ahhh mas In sakit tau” kata Mala merengut sambil menutupi susunya. “Jangan bilang bilang yah” kataku lalu Mala mengangguk dan menyusul mamanya kekamar. Aku kembali menunggu Fitri. Tak lama kemudian Fitri datang sambil membonceng Ayuku yang kusayang. “Eh say kamu sudah izin kalau mau nginap?” tanyaku setelah Ayu datang dan duduk disampingku. “Sudah sayang, aku izin kalau akan nginap dirumah Fitri” katanya. “Ya sudah deh beres kalau gitu” kataku “Eh sekarang kita kerumahnya Fandi lalu ke internet bareng” kataku. “Ya sudah kalau gitu aku ambil sepedaku dulu dan pamit kemama” kata Fitri masuk kedalam dan tak lama keluar membawa sepedanya disusul ibunya. “Bu lek kami main dulu yah” kataku berpamitan kepada mama Fitri lalu kami bertiga langsung pergi bareng kerumah Fandi pacar Fitri. O iya aku belum memperkenalkan diriku, Ayu dan juga teman temanku. Namaku Krishna. Aku bersekolah sebuah madrasah di Klaten kelas 1. Kata teman temanku aku orangnya mirip bintang film Bollywood tapi yang mana aku sendiri nggak merasa begitu. Tinggiku sekitar 173-175cm. Aku tinggi karena aku sering latihan Tae Kwon Do. Penampilanku juga gaul dan funky jadi nggak kampungan. Ayu siswi kelas tiga di SMP Negri 4 Klaten. Ayu orangnya tinggi semampai(sekitar 160cm), berambut panjang dan juga berkulit kuning langsat bodynya pun sangat sintal jadi kalau dinilai dia dapat 9, nggak 10 karena aku belum pernah bersetubuh dengannya. Dia kalau diamati persis sekali dengan Nilam Koesworo penyanyi dangdut ibukota, dandanan Ayu juga gaul dan sexy menambah nilai lebih baginya saja. Ayu juga banyak yang mengejar terutama teman sesekolahnya tapi dia lebih memilihku. Ayu juga montok, BH nya berukuran 32b dan pantatnya membulat indah. Kalau Fitri nggak kalah cantik dari Ayu tapi Fitri agak pendek dan juga hidungnya nggak semancung Ayu. Dia mirip Lyra Virna model dan juga presenter Tv itu. Dia juga sexy tapi sayang susunya masih imut maklumlah masih kelas dua SMP. Sekolahnya di SMP Negri 3 Klaten jadi nggak sama dengan Ayu. Kalau Fandi anak kelas satu diSMU Negri 3 Klaten orangnya tampan dan berkulit putih. Dia mirip sekali dengan kiannya Westlife tentu juga banyak yang menginginkan Fandi menjadi cowoknya. Setelah sampai dirumah Fandi kami langsung pergi keluar jalan jalan berempat. Aku membonceng Ayu dan Fandi membonceng Fitri dengan sepeda federal kami masing masing. Suasana malam itu benar benar romantis banget. Kami berempat langsung menuju warnet LUV yang dekat dengan jarak rumah Fandi. Kami berempat memang memiliki hobby yang sama yaitu catting diinternet atau membuka situs BF. Setelah puas kami berempat keluar dari warnet dan menuju kerumahku. Kami berempat menuju kerumahku dengan sepeda. Setelah sampai Fandi dan Fitri menuju kamarku. Aku cuma tersenyum geli.Pasti deh mereka mau peting lagi kataku dalam hati. Aku lalu menutup pintu rumahku dan memadamkan lampu ruang depan agar telihat seperti kosong. Aku dan Ayu lalu duduk dilantai ruang makan beralaskan tikar sambil nonton tv. Ayu duduk didepanku sambil rebahan didadaku. Lagi asyiknya memeluk Ayu aku mendengar teriakan kecil Fitri. Aku lalu melihat apa yang terjadi didalam kamarku.Aku langsung menyibakkan tirai kamarku yang menutupi kamar tidurku. Aku cuman bisa terdiam saat menyaksikan Fitri ditindih Fandi dengan telanjang bulat. Fitri dibawah seperti merasakan kesakitan namun juga kenikmatan. Ternyata tadi Fandi menusuk tempik Fitri dengan kontolnya. Kulihat cairan putih kental bercampur merah darah diselakangan Fitri. Ternyata Fitri masih perawan. Aku lalu keluar kamar nggak mau mengganggu kenikmatan mereka. Aku lalu kembali keruang makan dan kembali memeluk Ayuku. “Ada apaan sih mas In?” tanya Ayu penasaran “Nggak mereka lagi kawin”kataku. Saat itu terdengar rintihan rintihan antara kesakitan dan kenikmatan lirih. “Sshhh.. aahkkhh.. aahkkh.. uuhh” desahan itu terdengar menggairahkan. “Dengar nggak kamu yang?” tanyaku “Iya mas, asyik yah kayaknya. Dah kebelet kali” kata Ayu “Cobain yuk, kayaknya enak deh” kataku “Iya tapi jangan disini. Dikamar aja yah” kata Ayu “Iya kita kekamar sebelah” kataku lalu bangkit berdiri sambil menuju kamar sebelah diikuti Ayu.Sesampai dikamar aku lalu menyibakkan rok Ayu lalu melorotkan celana panjangku dan celana dalamku sekalian hingga lepas. Kontolku tegak mengacung acung keras karena tidak ada penghalang. Saat rok Ayu tersibak langsung terlihat tempiknya yang mungil tetapi rimbun dengan rambut halus karena tadi celana dalamnya sudah aku lepas dan kukantongi. Aku lalu melepas rok mini Ayu dengan menarik resleting belakangnya. Lepaslah sudah penghalang kelamin kami tinggal atasan kami. Kami lalu saling melumat dan memainkan lidah kami seperti kesetanan karena kami sudah terangsang. Kontolku aku gesek gesekkan diperut Ayu yang mulus. Ahhh nikmatnya helemku tergesek kulit mulus. Tanganku lalu melepas kaos singlet Ayu dengan mengangkatnya keatas melewati kepala kami. Sekarang Ayu tinggal memakai BH birunya. Aku lalu melepaskan baju atasanku sampai aku bugil. Tanganku meraih kepunggung Ayu dan meraih kaitan BH Ayu lalu melepasnya dan membuang BH Ayu kelantai kamar. Kami lalu naik keranjang berdua. Aku langsung menindih Ayu dan melumat puting kanan Ayu. “Ugh.. masshh” rintihan Ayu sangat indah didengar. Kulumat puting Ayu kanan kiri bergantian sementara kontolku aku gesekkan nail turun diselakangan dan tempik Ayu lalu aku menurunkan ciumanku keleher putihnya Ayu kemudian membuat cipokan yang memerahkan leher itu dibeberapa tempat. Setelah puas membuat kenangan untuk Ayu dilehernya sebagai tanda bahwa malam ini kami lagi gituan lalu aku menjilat dada atas Ayu hingga jilatanku sampai pada putingnya yang merah kecoklatan. Aku menjilatinya sebentar lalu aku melumatinya bergantian kanan kiri kanan kiri sambil aku remas remasnya. Bila aku melumat yang kiri tanganku meremas yang kanan tapi bila aku melumat yang kanan maka aku meremas yang kiri sehingga susu Ayu semakin keras dan mumbul. Setelah puas aku nyusu aku lalu menjilat perut Ayu sebentar sampai jilatanku mengenai bulu tempiknya.Terasa geli saat bulunya mengenai hidungku. Aku lalu menjilati lipatan membelah merah ditempik Ayu. “Mmhhh.. sshh.. aaahhh.. maasshh geli” rintihan Ayu menggemaskan. Saat aku menjilati sambil terkadang menyedot nyedotnya. Basah sekali ditempiknya. Aku lalu menyelusupkan lidahku ditempik sempit Ayu lalu menjilatinya dengan cara mengeluar masukannya. “Aahhh.. maasshh geeliii” rintihanya saat kujilati. Setelah aku puas menjilati tempik Ayu lalu aku berlutut didepanya. “Yang emutin dong iniku” kataku sambil memegangi kontolku. “Emoh ah geli aku” katanya sambil begidik geli. “Nggak apa apa sayang, ayo dong” aku sedikit memaksa sambil mendorong pinggangku maju dan mendekatkan kepala Ayu keselakanganku. Ayu lalu mulai menjilati helm kontolku. Geli bercampur enak mulai kurasakan. Lama lama Ayu mulai memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Mulanya kena giginya. Sakit tapi enak menggelikan. “Ahh yang jangan kenain gigi” kataku sambil memegang kepala Ayu. Ayu terus saja melumat lumat kontolku sambil sesekali melirik kearahku yang merem melek keenakan. “Enak yah say” katanya sambil tertawa kecil. “He eh terusin dong” aku meminta kembali lalu Ayu ngemut kontolku lagi. Kali ini aku memaju mundurkan pinggangku seperti menyetubuhi mulut Ayuku. Sensasinya antara enak dan sakit karena kena giginya tapi malah membuatku merasa nikmat. Setelah puas dikemutin Ayu lalu aku melepaskan kontolku dari mulut Ayu. “Yang dimulai aja yuk, aku sudah nggak tahan nih yang” kataku lalu mencium bibir merahnya. Dia membalas kecupanku lalu menjawab. “Iya, Ayu juga kok sayang. Aku sudah
penasaran tapi pelan pelan yah yang” katanya manja. “Iya deh sayang” jawabku lalu aku memposisikan diri diatas tubuhnya lalu mengepaskan kontolku dilubang tempik Ayu. Setelah pas dilubangnya lalu aku coba mendorong pelan pelan. “Uhkhh…” ternyata susah juga maklum kontolku memang gede(18cm dengan diameter 5 cm). Setelah tiga kali mencoba dorong akhirnya kepala kontolku masuk juga. Walau baru kepala kontolku Ayu kelihatan meringis menahan sakit sepertinya. Aku lalu mencoba mendorong pelan sekali takut menyakiti Ayu. “Sleeph…” pelan pelan kontolku masuk tapi setelah 1/3 nya kontolku terhalang selaput tipis sekali seperti mencegah kontolku masuk lagi. “Yang apaan nih kok nggak bisa masuk lagi?” tanyaku penasaran. “Nggak tau lah mas” jawab Ayu sambil menggigit bibir menahan perih lalu aku menghentakan pinggangku keras keras kedalam tempik Ayu. “Aaahhhkkkhhhh… ” teriaknya kesakitan saat semua kontolku masuk kedalam tempiknya. Saat kontolku masuk semua seperti ada sesuatu yang robek tadi. “Aduh mas tahan sebentar” kata Ayu sambil memegangi pinggangku erat. “Tahan yah sayang, kata orang bila pertama kali akan sakit gini” kataku tetap menindihnya. Rasanya sempit, enak, peret dan juga seperti diremas remas pelan pelan oleh dinding hangat dan lunak. Pokoknya enaaakk sekali. Setelah Ayu agak enakan nggak merintih lagi aku mulai mencoba menggoyangkan pinggangku naik turun walau masih pelan sekali karena peretnya tempik Ayu. “Sleeephh.. bleess.. slleep.. blleess.. sleep” pelan pelan kontolku keluar masuk pelan pelan sedangkan Ayu menggigit bibir bawahnya menahan perih. “Mmhhh maasshhh sakiithh” katanya pelan sekali sambil merintih rintih. “Iyahh.. sayanghhh.. tahan yah nanti juga ilang” kataku diselingi desahan nikmat dan linu dikontolku.Rasanya seperti diremes keras keras. Setelah agak lama menaik turunkan kontolku, tempik Ayu sudah agak lancar. Ayupun sudah nggak merintih kesakitan lagi bahkan rintihan sakitnya berubah menjadi desahan keenakan. “Maasshh.. aahhh.. oohh.. sshhh.. aahhhh.. iaahhh” desahannya sambil penggangnya dinaikkan saat kontolku keluar tinggal helemnya saja lalu kaki indahnya menjepit pinggangku erat erat. “Aaahhh… sshh… aaahh… sshhh… aaahkhhh mass In enaakkhh sekarang cepetin dong kocokanya Ayu geli nih.. aahhh.. aaahhh.. aaa” katanya diantara desah sungguh menggoda. “Iyah sayang akuu jugaaa.. aaahhh.. oohh.. mmhhh” desahanku juga geli geli nikmat dikontolku. Tiba tiba… “Masshhh In.. Ayyuu aahkk.. ohhhkkhh” desahanya “Ayu knapa sayanghh…”jawabku. “Aaahh… oohhh Ayu mau pipis… iaahhhh” lalu sseerrrr.. serrr… serrr. Ada cairan hangat dan kental mengenai helemku. Oh rupanya Ayu keluar. “Aahhkhh… oohhh tahan masshh bentaaarrr… aaaaaa…” teriaknya saat aku tetap menaik turunkan pinggangku saat Ayu keluar. Rupanya geli banget. Lalu aku berhenti sejenak menunggu Ayu yang kepayahan karena pejuhnya keluar tadi tanpa mencabutnya. “Enak nggak sayang” tanyaku sambil membelai belai rambut panjangnya. “Ehmm nggak tau lah” jawabnya malu malu. Kaki Ayu tetap menjepit pinggangku malah semakin erat. Setelah agak lama kami istirahat sambil saling berciuman memainkan lidah,aku mulai menggoyangkan pinggangku naik turun lagi. Kembali Ayu mendesah desah keenakan. “Oohh… aahhh… maass In teruusshhh iyaahhh gitu maasshhh jangan berenti” desahannya keenakan sementara itu aku mendengar ada dua suara orang seperti habis berlari jauh lalu aku menoleh kesamping kanan. Disamping kananku ada dua orang yang sedang mengawasi kegiatan kami. Ternyata Fandi dan Fitri berdiri berdampingan sambil melihat kami. Fitri menyandarkan kepalanya didada Fandi sedangkan tangan Fandi merangkul bahu Fitri. “Napa brenti sih mas” kata Ayu nggak sabaran. “Itu ada Fandi dan Fitri” kataku “Eh kalian dah enakan belum” tanya Ayu kepada mereka tanpa malu malu lagi disaat sedang aku setubuhi. “Iyah enak kok” jawab Fandi “He-eh” sahut Fitri “Ya sudah tunggu kami yah” sambung Ayu lagi “Yuk mas lanjuti Ayu belum puas nih” Ajaknya kepadaku lalu aku kembali menaik turunkan pinggangku. “Aahhh… oohhh… eennaaakkhhh… maasshhh In terusin kenthu Ayu sampai puas” desahan Ayu dibesar besarkan karena ada Fandi dan Fitri. Aku tidak peduli karena aku merasa ada yang mau keluar dikontolku. “Yaanghhh aku mau keluar nih” kataku lalu aku menggenjot tempik Ayu semakin keras. “Iya… sama sama mas… aaahhhh…” jawabnya disertai desahan karena Ayu juga mau sampai. Slepph… sleephh… sleepp, kontolku semakin cepat keluar masuk ditempik Ayu karena sama sama merasa nggak mau berenti. Sreett… sreett… ssrreeeettt… pejuhku keluar didalam tempik Ayu sebanyak empat kali. Tak lama kemudian disusul Ayu yang memeluk tubuhku erat erat disusul helemku seperti disiram cairan lengket dan hangat. Setelah agak mereda orgasme kami aku langsung ambruk disamping Ayu sambil terengah engah. Sedang Ayu terbaring lemas sambil tersenyum puas. “Enak yah tadi mainnya?” tanya Fitri sambil duduk disamping Ayu. “He-eh… nikmat banget sampai kepayahan” kata Ayu. Kami berempat lalu keluar dari kamar dan berbaring diruang makan sambil telanjang bulat.Kami sengaja bertelanjang karena kami merasa sudah nggak ada jarak lagi diantara kami berempat. “Kamu bikin aku kewalahan juga yah dik” kata Ayu sambil membelai belai kontolku. “Iya nih bikin orang dewasa nggak nahan aja” sahut Fitri sambil meremas punya Fandi dengan gemes. Aku hanya meringis saja kegelian sambil memeluk kepala Ayu sedangkan Fandi tertawa pelan.Setelah kejadian itu kami sering melakukannya dikamarku,kamar Fandi atau juga bila hanya kami berdua sering melakukan dikamarku karena rumahku kalau malam sepi. Setelah empat bulan Fitri hamil karena Fandi sering mengeluarkannya didalam dan aku sering pakai kondom. Sedangkan Mala lebih sering aku kerjain sampai Mala keluar atau aku suruh ngemut kontolku bila rumah Ayu sepi atau bila Mala sedang sendirian dirumah. 

www.aceh4d.com/link.php?member=lahan888