Jumat, 18 Maret 2016

Tubuh Yang Halus....

Cerita ini terjadi ketika Anjar berumur 19 tahun dan adiknya 15 tahun. Sebut saja nama adiknya Anjar Amel, gadis mungil yang bertubuh seksi dan berwajah sangat imut. Dia juga memiliki postur tubuh yang sangat ideal dengan badannya yang gak gemuk juga gak kurus terlihat badannya padat berisi. Tubuhnya pun dihiasi dengan buah dadanya yang mungil namun sangat kencang dan padat.
Karena kebebasan yang diberikan oleh papah dan mamah Anjar makanya Anjar dan Amel sering tidur berdua walau kami sudah dewasa. Naah malam itu adik Anjar sedang membutuhkan computer yang ada dikamar Anjar, karena komputernya hanya satu dan Anjar taruh didalam kamarnya. waktu itu papah dan mamah Anjar sedang pergi keluar kota, dan suasana malam itu juga hujan. Amel sedang asik maenan computer didalam kamar Anjar, sementara Anjar nonton tv diruang tengah. Ketika malam tiba, Anjar terasa ngantuk sekali dan Anjar memutuskan untuk kekamar untuk tidur. Namun baru membuka pintu kamar Anjar melihat pemandangan yang sangat menakjubkan. Adiknya Amel mengenakan baju tidur yang sangat menerawang, sehingga terlihat jelas BH dan celana dalamnya yang berwarna merah tersebut. Sontak mata Anjar langsung terbelak dan batang yag berada dibalik celana dalamnya pun seketika mengeras.
“Mel,” bisiknya. Anjar maju menghampir adiknya. Ia menggoyang-goyang tubuh adiknya.
” Mel,” ia serunya sedikit lebih nyaring.
“Huh.. A.. Ada apa?”
“fish, aku tidak bisa tidur.”
“Lalu mau apa, pergi sana.”
“Beri aku kesempatan tidur di sini malam ini.”
“Kenapa?”

“Ini semua gara-gara kamu! Kamu membuatku terjaga semalam suntuk! Aku hanya bisa tidur lebih baik kalau ada temannya? Dan Aku tidak mungkin pergi tidur dengan ibu dan bapak. Tolonglah, Aku mau melakukan apapun! Aku mau dijadikan budakmu untuk seharian besok! Maksudku, bukan budakmu beneran tetapi bagaimana jika aku memasakkan kamu dan Mike?”
“Tidak, aku ingin sendirian!”
“Baiklah, baiklah, Aku jadi budakmu.. Hari ini. Tolonglah, biarkan saja aku tidur disini malam ini. Aku tidak bisa tidur sendirian.”
“OK Njar, kamu boleh tidur di sini.”
“Yah! Terima kasih!”

Anjar pun meloncat ke tempat tidur.

“Tidur di kanan.” Bentak Amel.

Iklan Sponsor :

Anjar menggulingkan tubuhnya melewati tubuh Amel. Ia merasakan puting susu Amel yang keras menggesek dadanya. Beberapa detik dia berada diatas tubuh gadis itu, kemudian berguling kesisi kanan.

“Ohh! Mau apa kamu? Menggencet tubuhku?”
“Yah!” Anjar menjawab
“fish! Aku kedinginan, Peluklah aku Njar?” kata Amel.
“Oh, tentu.” Kata Anjar.

Anjar menempatkan kakinya diatas paha Amel dan tangan kanannya memeluk tubuhnya. Lengannya tepat diatas dada kanan Amel dan tangannya memegang tangan yang kirinya. Anjar mencium rambut pirangnya.
“Hmm, harum.”
“Terima kasih. Ohh dingin sekali,” keluh Amel sambil memutar tubuhnya dan memeluk lengan kanan Anjar, tubuhnya kini merapat kedada Anjar.

Kepalanya menyandar didada kakaknya. Kaki kanan Anjar berada antara pahanya. Sehingga Anjar dapat merasakan hawa panas yang muncul dari vagina Amel. Penis Anjar mulai mengeras. Amel dapat merasakan ketegangan yang menekan perutnya.
“Aku mencintai kamu Njar,” bisik Amel.
“Aku juga mencintaimu, Mel,” kata Anjar sambil mencium rambut Amel.

Amel memutar tubuhnya, wajah mereka saling berhadapan, matanya saling menatap. Pelahan Amel mendekatkan bibirnya dan Anjar pun merendahkan wajahnya. Kedua bibir mereka bertemu, lidah mereka saling menyentuh dan mengait.
“Hhh!” seru Amel sambil menghembuskan nafas berat.

Iklan Sponsor :

Tangan kanan Anjar merayap di bawah gaun Amel ke atas dan bukit dada telanjang Amel pun diremasnya dengan lembut. Kemudian Anjar menurunkan wajahnya, dan puting susu gadis itu dijilatnya.

” Oooh.. Aduh Ya Tuhan, Njar, ohh..” Keluh Amel sambil menarik nafas panjang.

Anjar menurunkan tangannya kebawah ke arah pangkal paha Amel, dan membelai celah-celah vagina Amel. Bagian tersebut terasa sangat panas dan basah. Anjar segera bangkit duduk, membuka kemejanya dan menurunkan celana pendeknya.
Amel pun membuka pahanya dan menempatkan tubuh Anjar diantara kedua pahanya. Vagina Amel terbuka lebar dihadapannya dan ini adalah untuk pertama kalinya bagi pemuda 19 tahun ini melihat bentuk liang perawan dalam jarak yang demikian dekat. Anjar segera menyentuh clitoris kecil yang mencuat itu dan kemudian menggosoknya pelahan-lahan dengan jarinya. Sambil menggosok clitoris adiknya itu, dia menjulurkan lidahnya dan dicucukkan lidahnya keliang vagina yang masih tertutup rapat itu. Amel merintih, mendesah sambil mengangkat-angkat pinggulnya. Tiba-tiba kakinya menegang dan menjepit, sehingga hampir mencekik leher Anjar ketika untuk pertama kalinya gadis usia 15 tahun ini mencapai orgasmenya. Setelah sekitar 30 detik tubuhnya melemas dan kemudian terkulai relax.
“Ohh, Aduh Ya Tuhan! Apa yang yang terjadi?” bisik Amel.
“Kupikir, kamu mencapai orgasme!” Jawab Anjar.
“Ohh Njar. Demi Tuhan aku mencintaimu!” kata Amel sambil mencium kakaknya dengan sangat mesra sekali.

Tubuhnya digesekkan dengan lembut ke Anjar, putingnya yang mencuat keras seperti menggaruk dada Anjar. Anjar segera merebahkan Amel dan memposisikan penisnya yang sudah sangat tegang itu di vagina adiknya, pelahan-lahan digesek-gesekkan ujung topi bajanya naik turun menyusuri celah yang sudah sangat basah itu, sambil berusaha untuk temukan liang perawan yang tersembunyi disana.
“Stop, tunggu dulu!” seru Amel tiba-tiba.
“Ada apa?”
“Aku masih perawan. Kudengar akan berdarah untuk pertama kali. Ambi handuk itu, aku tidak ingin seprei ini terkena noda.”

Anjar segera meraih handuk, melipatnya dua kali dan menggelarnya dibawah pinggul adiknya. Amel segera menempatkan pinggung ditengah handuk itu.

Iklan Sponsor :

“Ok kak, sekarang buat aku menjadi seorang wanita!”

Njar memposisikan ujung batang penisnya tepat digerbang liang perawan itu. Kemudian menekannya pelahan-Iahan. Amel memeluk pinggang kakaknya sambil pinggulnya menekan ke atas. Wajah Amel menyeringai, dahinya berkerut-kerut menahan sakit ketika pelahan-lahan ujung penis Anjar yang berbentuk topi baja itu menyeruak masuk keliang sempit itu. Akhirnya, diiringi dengan jeritan Amel, Anjar berhasil menembus selaput keperawanan adiknya itu dan batang penisnya yang 6 inci itu tenggelam seluruhnya keliang sempit itu.
“Aaahh, Aduuhh Ya Tuhan!”
“Kamu baik-baik Mel?” tanya Anjar khawatir.
“Yah, Aku sudah nggak apa-apa, ayo teruskan lagi, cuman jangan keras-keras ya.”

Anjar kemudian menggerakkan pinggulnya naik-turun pelan-pelan, pemuda itu benar-benar ingin menghayati pengalaman pertamanya ini, gesekan dinding vaginanya yang sempit itu, jepitan yang demikian ketat dan.. dia benar-benar tidak pernah menduga bisa senikmat ini.
Berna, ibu Anjar dan ibu Amel, mendengar suara gaduh dari ruang bawah, segera keluar kamar sambil meraih pemukul. Kemudian turun menuju ke lantai bawah, dan Berna segera tahu sumber kegaduhan itu terdengar dari dalam kamar anak gadisnya.

“Ya, ya, aduhh, ya, terus seperti itu.. Ohh, jangan stop. Ohh aahh,” terdengar desahan dan rintihan anak gadisnya.

Anjar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Dia angkat kaki adiknya kepundaknya sambil meneruskan gerakannya. Sekujur tubuh keduanya sudah mandi keringat. Tampak noda-noda merah menghiasi handuk dari cairan vagina yang bercampur darah keperawanan Amel.

“Aduh Mel, oohh, aku mencintai kamu Mel, aku mencintaimu.. Sepertinya aku mau keluar!”
“Ahh.. Ya Tuhan! aku juga aahh!”

Anjar semakin mempercepat gerakan pinggulnya, ujung penisnya terasa membentur-bentur dasar liang vagina Amel. Amel pun sepertinya sudah melupakan rasa sakitnya. Hanya sensasi-sensasi kenikmatan yang dirasakannya..

Ketika Anjar merasakan denyutan-denyutan di batang penisnya, dia tekan sedalam-dalamnya dan dia semburkan cairan spermanya didasar liang vagina adiknya itu. Dan bersamaan dengan itu Amel juga mencapai orgasmenya. Tubuh gadis itu sampai bergetar ketika denyutan-denyutan nikmat memancar dari dalam liang vaginanya dan ditambah lagi semburan sperma Anjar yang memancar berulang-ulang. Keduanya kemudian lemas terkulai sambil berpelukan, dan batang penis Anjar masih tertanam diliang vagina adiknya.
“Ohh Mel, Aku Mencintai Kamu, Mel.”
“Aku juga mencintai Kamu Njar.”

Kedua remaja itu tidak menyadari bahwa sejak tadi sepasang mata ibunya melotot mengawasi dari celah pintu.

“Aduh, Ya ampun!” batin Berna.
“Apa yang telah mereka lakukan? Sudah berapa lama hal ini telah berlangsung? Apakah mereka menggunakan kondom? Apakah mereka pernah melakukannya dengan anak-anak lainnya? Kenapa aku tidak melihat gelagatnya lebih awal?”

Pikiran Berna jadi kacau balau tidak karuan.

“Tapi tunggu, aku tidak yakin mereka pernah melakukan sebelumnya. Demikian pula rasanya tidak mungkin mereka pernah berhubungan dengan teman-teman mereka. Anjar tidak punya pacar, dan Amel juga tidak. Ohh.. Ya Tuhan, ini mungkin lebih baik buat mereka berdua. Anjar kakaknya Amel, dia sangat menyayangi adiknya itu, tidak mungkin dia akan menyakiti hati adiknya. Amel juga demikian menyayangi kakaknya.. Mereka memang saling menyayangi sejak kecil, dan sepertinya mereka akan lebih baik daripada berhubungan dengan orang lain. Dan seandainyapun Amel hamil, Anjar tidak akan meninggalkannya. Aku yakin, mereka akan selalu saling menyayangi selamanya.”

Dan sepertinya tidak ada tanda-tanda paksaan pada anak gadisnya itu. Amel sepertinya sangat menyenangi dan menghayati yang mereka lakukan. Bahkan mungkin dia yang memulainya. Memang mereka adalah kakak-beradik, tetapi Cinta adalah Cinta, dan ini adalah salah satu Cinta yang murni, yang tidak hanya berlangsung semalam, ataupun hubungan 2-bulan. Ini adalah hubungan cinta seumur hidup.

http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888
http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888

Anak Kuliahan


Gina Kuliah di salah satu Kulihan Swasta di Bandung dan dia adalah salah satu bintang kampus dan dia bisa dibilang anak mami. Kecantikannya menggoda sekali sehingga banyak laki-laki yang ingin menjadi pacarnya. Bisa dibilang Gina adalah PRIMADONA-nya kampus itu?

Pertama kali mengenal Gina pada saat aku sedang bermain Basket di salah satu Lapangan di Bandung Barat.
Waktu itu aku ingin sekali berkenalan dengannya tetapi aku sedikit malu-malu, soalnya cewek yang satu ini benar-benar cantik dan lain dengan yang aku liat dari biasanya. Gina seorang cewek Indonesia, kulit putih, tinggi 172cm dan ukuran dada 38A bisa dibilang lumayan untuk ukuran remaja yang baru berumur 19 tahun.

Aku akhirnya berkenalan dengan Gina walau aku malu-malu setengah mati, takut ditolak eh gak tahunya aku berhasil berkenalan dengannya!

“Hai… boleh kenalan ga cewek”, sapaku dengan sedikit percaya diri.
“Siapa yaahhh?”, jawab Gina.
“Saya Hendrik? Boleh kenalan ga, kamu siapa?”
“Boleh kok emank siapa yang ngelarang… Aku Gina.”
“Kuliah dimana?? Tanyaku sedikit basa-basi.”
“Ada deh”, Katanya sedikit manja.

Akhirnya kami ngobrol panjang lebar dan aku sedikit berani menanyakan nomor teleponnya.

Malamnya aku mencoba menelepon Gina dan pada saat itu Gina mengangkat teleponku.

“Halo ini Gina ya”, sapaku.
“Iya..ni sapa ya”, Gina menjawab.
“Ini aku Hendrik yang tadi siang berkenalan dengan kamu Gin”, kataku.
“Oh… iya?? ada apa Hen?”
“Engga aku cuma pingin ngobrol aja Gin… Ganggu ga?”
“Engga ganggu kok Hen… biasa aja sama Gina yah.”

Iklan Sponsor :

Aku mulai membuka topik pembicaraan meskipun sedikit canggung dan tidak tahu apa yang ingin aku bicarakan. Lalu aku mulai memberanikan diri dengan menanyakan tentang kehidupan dia.

“Gina udah punya pacar?”, tanyaku.
“Belum Hen… dulu Gina punya pacar tapi Gina udah putus”, jawabnya.
“Lho putus gara-gara apa sya?”
“udah bosen aja”, jawab Gina polos.
“Gina besok aku pingin ketemuan sama kamu bisa ga?”, pintaku.
“Boleh kok Hen… mau ketemuan dimana?”
“Di BSM aja Gin mau??”, tanyaku.
“Boleh jam 3 sore yah pas Gina pulang Kuliah”, jawabnya.
“Ok… selamat malam Gin”, jawabku sebelum menutup pembicaraan.

Besoknya jam 3 sesuai kesepakatan kami bertemu di BSM… Gina berdandan sexy sekali pada saat itu dengan baju yang teramat sangat menggoda… Ingin sekali aku menyetubuhinya tetapi aku masih perjaka… tidak tahu caranya bagaimana ML…

Kami ngobrol panjang lebar sampai jam 6 sore sambil makan-makan… Tak terasa pada saat mau mengantarkan Gina pulang hujan turun deras sehingga aku menetap di mobilku.

Aku bertanya pada Gina,

“Mau es krim ga say?”, aku memanggil dia dengan sapaan “say”, eh ternyata dia juga balik meresponseku dengan perkataan
“mau donk say”. Cuaca saat itu mendukung sekali… cuaca hujan gerimis dan pada saat itu kami berdua di mobil.

Aku membelokkan mobilku ke parkiran mobil.Gina bertanya,

“Ngapain kita ke parkiran say?”
“Gak apa-apa kok say… aku cape aja”, aku mulai memandangi buah dada Gina yang pada saat itu menggoda sekali… ingin sekali aku menjilati puting susunya itu…

Gina melihatku dan ia berkata

Iklan Sponsor :

“Ikhhh.. Hendrik nakal liat-lihat perabotan Gina… bayar tauuuu!? Masa liat gratis, ga bayar”, ucapnya manja.

Aku hanya bisa tertawa dan dalam hatiku aku ingin sekali mengecup bibirnya… aku mulai memberanikan diri untuk mencium mulutnya walaupun Gina menolak tapi aku terus memaksa dan pada akhirnya dia tidak bisa mencegah aku untuk menciummnya. Aku melumat bibirnya dengan sangat lembut dan tak disangka Gina membalas ciumanku dengan ganasnya.
Gina bertanya kepadaku,

“Hendrik udah pernah ML belum?”
“Belum”, jawabku.
“Gina juga masih perawan Hen… Gina ga tau bagaimana caranya ML.”

Serasa sudah mendapatkan lampu hijau dari Gina, aku mulai memberanikan diri tuk membuka pakaiannya. Gina malah memberikan posisi tuk memudahkan aku membuka pakaiannya. Aku membuka branya yang warna hitam itu… WOW dada Gina yang berukuran 38A langsung aku kulum dan Gina berteriak kecil,

“Aaachh… geli Hen! Jangan cuma satu doank donk say… sebelahnya juga donk say”, aku mulai menjilati puting susu bagian sebelahnya.

Gina yang merasa bergairah mulai membuka pakaian dan celanaku. Aku pun juga membuka celananya dan kami berdua pun dalam keadaan telanjang bulat di dalam mobil. Pada saat itu tmpt parkir sedang mendukung: tidak ada satu orang pun yang melihat kami.

“Kulum kontolku donk say”, pintaku.
“Gina ga pernah ngelakuin ini satu kali pun Hen”, jawabnya.
“Aku juga blm pernah melakukannya Say… jadi kita sama kan”, kataku.
“Iya saya coba deh”, jawabnya.

Gina mulai mengemut kontolku dan dia merasa enjoy mengemut kontolku yang berukuran 19cm. Aku juga mengelus bibir vaginanya dengan tanganku. Dia mengerang, “emh..ehm..ehm..”, tanda dia mulai bereaksi pada sentuhan tanganku…
Aku yang tidak tahan dengan vaginanya. Aku mulai membaringkannya dan langsung menjilati vaginannya.

“Ouchh… nikmat bangat say,terusssss….achh..achh “, Gina mendesah dan aku terus menjilati klitorisnya dan pada akhirnya dia mendesah tidak karuan.
“Aahhhh… achhhhhh Hen akuuu keluarrrr…achhh?!”, keluarlah cairan putih dengan baunya yang khas.

Iklan Sponsor :

Gina tak mau kalah. Dia ingin mengulum kontolku. Kami melakukan gaya 69 di jok mobil belakang. Gina mengemut kontolku dengan ganasnya. Dikocok-kocok dan diemut dengan ganas. Maklum baru pertama kali kami melakukannya. Lalu aku yang sudah tidak tahan… aku mulai menyuruhnya merebahkan diri dan mengangkat pahanya sehingga tampaklah memeknya yang merah dan menggoda itu.

“Aku masukin ya say?”, tanyaku.
“Iya say tapi pelan-pelan yah… Gina masih perawan.”

Aku mulai memasukan kontolku ke liang vaginanya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kontolku ke liang vaginanya saking rapatnya. Gina berteriak,

“Ahhh… sakiiittt Hen!”.

Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan-pelan. Gina yang membalasnya dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap memeknya yang sangat nikmat itu…

“Ahhhh… sakittt Hen”, aku mulai mempercepatkan gerakan maju-mundur.

Gina berteriak, “Ahhhhhhhh”, aku mengeluarkan kontolku dari memeknya dan langsung keluarlah darah segar membanjiri jok mobil belakangku.

“Saay lanjut ga? Nih… aku belum apa-apa tau”, tanyaku…
“Iya say lanjut aja… Gina siap kok”, jawab Gina.

Lampu hijau nih… aku mulai memasukan kontolku ke memek Gina lagi… Gina sangat menikmati tusukan kontolku ke liang vaginannya.

“Say…Gin..ya kee…luarrr”, dan pada saat itu cairan putih itu keluar. Ternyata dia orgasme. Cairan putih itu membanjiri kontolku yang nikmat dijepit oleh dinding dinding memek Gina. Kontolku masih berada di dalam memek Gina.
“Kamu belum keluar Say?”, tanya Gina.
“Belum Say”, jawabku.

Aku meneruskan tusukan ke memek Gina dan Gina terus mengerang… suara teriakannya membuat aku tambah bernafsu.

“Aachh… achhh….achhhhh.achhhhhh..He…nnn… km heee..batt sayyy…”, dan tiba-tiba Gina mengeluarkan lagi cairan putih. Dia orgasme untuk yang kedua kalinya.
“Kamu belaum keluar-keluar juga Say. Cepat keluarin donk Say, udah malam”, pintanya.
“Ok say”, jawabku.

Aku mulai mempercepat gerakanku. Menggenjot memek Gina dengan sangat cepat.

“Acchh… achhh… achhhh… achhh”, Gina mendesah menikmati setiap tusukan kontolku yang belaum pernah dia rasakan sebelumnya. Aku yang hampir orgasme semakin mempercepat gerakan kontolku keluar masuk memek Gina.
“Sayyy… aku mau keluar nihhhhh”, ucapku.
“Keluarin di luar ya say jangan didalem”, pinta Gina.

Aku akhirnya orgasme dan mengeluarkan spermaku ke dada Gina yang lumayan besar itu.

“Ccroott… crootttt…”, aku menumpahkan ke dadanya dan sebagian ke mukanya.
“Thanks ya Say… kejadian ini ga bakalan aku lupain”, kata Gina.
“Sama-sama say… aku juga ga akan melupakan kejadian ini.”

Akhirnya kami selesai ML dan kami memakai pakaian kami kembali. Dan saatnya mengantarkan Gina pulang kami sempat berciuman pada saat aku mengantar dia sampai depan rumahnya.

Aku dan Gina tidak akan melupakan kejadian dimana aku melepas keperjakaanku dan dia memberikan keperawanannya. Kami tidak berhenti sampai disitu saja. Kami melakukannya lagi di rumahnya pada saat rumahnya sepi. Setidaknya aku dan Gina setiap akhir weekend diisi dengan ML.

Meskipun aku tidak ada hubungan apapun dengan Gina… meskipun aku sekarang sudah menetap di Ciparay dan aku sudah mendapatkan beberapa pelajaran dari cewek cewek yang ada disini tapi Gina telah memberikan pelajaran yang sgt berarti kepadaku.


http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888
http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888

Janda Muda Yang Cantik


http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888
http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888

Paling membuatku tidak tahan. Habis, Sasa punya pantat yang aduhai sangat merangsangku.

Apalagi kalau dia memakai celana panjang. Wuah.. kejantananku ini tegang minta ampun

sampai maksimum 18cm dengan diameter 5cm. Aku suka membayangkan melakukan senggama

dengannya dari belakang dengan menungging.

Aku juga ingin menikmati sex dengan adik ipar istri bossku, Nina. Aku terobsesi menikmati

tubuhnya yang sangat seksi. Adik ipar bossku ini lebih seksi segalanya dibandingkan Sasa

dan Ima manager keuangan. Kalau ke kantor.. wah selalu berpakaian seksi dan ketat.

Tubuhnya yang memang berbodi gitar, buah dadanya besar, ukuran 38B. Wah aku ngiler kalau

dia menemuiku dan bicara soal internet dan komputer. Aroma tubuh dan polah tingkahnya

sangat menantangku. Aku juga ingin menikmati tubuh Nia. Nia karyawan di bagian pemasaran.

Aku baru sampai pegang-pegangan tangan saja dengan Nia. Rambutnya sebahu, aku paling suka

dengan kedua buah dadanya yang besar juga.

Dengan Iama, aku baru sampai pegang paha dan cubit bagian atas buah dadanya dan dia diam

saja atau membalas manja kalau kami naik mobil. Dengan Sasa, aku baru sampai pada tahap

pegang-pegang tangan dan pinggang ketika aku mengoreksi pakaiannya yang seksi padahal aku

pengen memegang pinggang dan tubuhnya tiga minggu lalu. Sasa adalah peragawati di

kantorku. Tapi bak durian runtuh, aku malah bisa menikmati tubuh istri bossku yang tak

pernah kuduga.

Dengan kekasihku sekarang, aku belum pernah melakukan hubungan seks. Paling bercumbu

sampai aku telanjang dan dia tinggal celana dalamnya saja. Kuharap ini kekasihku yang

terakhir. Terus terang aku ingin menikahinya. Makanya aku tahan seksku padanya sampai

pernikahan nanti.

Dua bulan lalu, kira-kira jam sembilan malam, aku ditelepon istri bossku untuk menemuinya

di hotel Delima. Dari suaranya, pasti ada masalah dengan suaminya. Hampir jam sepuluh

malam aku baru sampai di lobby hotel. Dari lobby, aku kontak Mayang dan menyarankan aku

lewat lift dari basement dan langsung masuk ke kamarnya. Aku turun ke bawah dan dari sana

aku dengan lift naik ke lantai 9.

Aku memencet bel kamarnya dan dibuka oleh Mayang sendiri yang memakai kaos dengan bukaan

rendah dan celana pendek. Wah, aku terkesiap melihat bukaan dadanya yang makin montok

sehingga membuatku berpikir yang bukan-bukan dengannya. Di kantor, kalau aku menghadapnya

(Mayang juga direktur keuangan) aku seolah dibiarkannya melihat belahan dadanya. Bukannya

ditutup (mestinya bisa) dengan blasernya, tapi blaser diregakkan saja dan dibuka lagi

seolah membiarkan kedua belahan dadanya untuk kunikmati. Belahannya putih agak kecoklatan

dengan leher panjang. Wah.. aku menelan ludahku sendiri. Aku dipersilahkannya masuk dan

duduk.

“Dimana Edward, May..” kataku.

“Ooo suamiku ke Jakarta,” katanya.

“Ada apa sih May kok malam-malam begini?” Tanyaku.

Mayang mengambil dua minuman coke dan mematikan TV kemudian duduk di kursi dia menariknya

ke arah tempat tidur agak mengahadapku. Mayang menerahkan Coke padaku dan aku minum hampir

setengahnya. Mayang mulai gelisah dan aku bertanya lagi, “Ada apa May?”. Dengan menahan

tangis Mayang menceritakan WIL suaminya yang di Jakarta.

Mayang memang sudah tahu perselingkungan suaminya itu. Tadi sebelum ke Jakarta, Mayang

pesan agar Edward hati-hati. “Kurang apa sih aku ini,” katanya. “Aku istri baik,

memberikan padanya tiga anak.” Mayang menikah sangat muda dengan tiga anak. Anak yang

bungsu sudah kelas 1 SD. “Aku juga ikut senam dan membuat tubuhku tambah seksi,” katanya

melanjutkan sambil menangis. “Sejak suamiku punya WIL, aku dibiarkannya merana dua tahun

terakhir ini,” lanjutnya sambil menangis.

Aku terpaku mendengar itu semua, tidak tahu apa yang harus kukerjakan. Apalagi ketika dia

tambah menangis keras. Kedua tangannya menutup wajahnya yang tertunduk. Wah, untung

ruangannya kedap dan terkunci. Lalu kutarik kursiku dan duduk lebih dekat dengannya, di

depannya.

“May,” kataku memecah kesunyian. “Mayang sabar ya? Pasti ini akibat Puber ke dua,” kataku.

Aku memberanikan memegang pundaknya dan kepalanya. Mayang terdiam mendengar perkataanku

seolah membenarkan. Ko Edward usianya 45 tahun, Mayang 37 tahun usianya. Jadi kupikir

puber kedua setelah membaca buku psikologi yang pernah kupelajari.

Mayang memandangiku sebentar dan kemudian meledak tangisnya dan ya ampun, dia merebahkan

kepalanya di pahaku. Aduh, mati aku. Aku nggak bisa menahan sesuatu yang bergerak mengeras

di balik celanaku. Kuelus lagi kepalanya dan beberapa nasehat meluncur dari mulutku

sementara pikiranku macam-macam. Apalagi aku bisa melihat belahan pungungnya (karena pakai

kaos rendah). “Kok nggak pakai BH,” batinku. Kuraba kepala dan pundaknya, kulihat

tangisnya mereda walau belum selesai benar. Karena aku tidak tahan dengan birahi di

dadaku, aku telusurkan saja tanganku ke arah punggungnya yang terbuka bagian atas.

Aku saat itu sudah sangat sengaja melakukannya dengan takut-takut. Oh my God, Mayang diam

saja ketika aku melakukannya. Kuelus leher belakang, kepala belakangnya dan kuberanikan

mengangkat kepalanya dengan memegang kedua pipi dan telinganya dari samping. “Mayang,”

kataku sambil mata kami berpandangan. Kuambil sapu tanganku dan kuusap air mata di

wajahnya. “Bibirnya bagus sekali,” pikirku. Ini kali pertama aku melihatnya sedekat ini,

apalagi dia adalah direktur keuanganku. Kami berpandangan dan ya ampun, dia memejamkan

matanya dan membuka sedikit mulutnya. Aku ingat kekasihku kalau kami mau bercumbu, dia

pejamkan matanya dan bibirnya dibuka sedikit.

Kasihan Mayang, aku pikir pastilah suaminya sudah lama sekali tidak menjamahnya,

menyetubuhinya. Karena kesempatan itu datang, kuraih saja bibir Mayang. Kukecup beberapa

kali sebelum akhirnya aku mengulum bibirnya dan Mayang membalasnya. Oh God, aku dapat

durian runtuh malam ini. Pikiranku sudah dipenuhi dengan birahi dan ingin menikmati tubuh

Mayang di Hotel Santika malam ini. Ahh, lembut sekali bibirnya, kami menikmatinya dan

lidahnya, lidahku menari-nari. Kutelusuri lehernya yang panjang dengan mulutku sementara

tanganku memegangi tangannya, meremasnya.

Ahh, Mayang kegirangan menyambut cumbuanku. Dia pasrah. Apalagi ketika tanganku mulai

merambati pinggang dan menggapai kedua bukitnya, kuelus dari luar kaosnya yang tanpa BH

itu. Aku menikmati sementara mulutku menelusuri lehernya dan turun lagi memutari dada

atasnya. Mayang mendesah-desah dan mendesis kegirangan. Lalu kami berdekapan, kutuntun

Mayang ke arah tombol musik yang tersedia dan kuraih chanel yang tersdia di hotel. Kami

berdekapan lama sambil berdiri mengikuti irama musik instrument.

“Aku milikmu Jo, malam ini.” kata Mayang memecah kesunyian. Aku dipanggilnya dengan Jo,

seperti yang biasa dia lakukan di kantor. Dia berkata begitu sambil tangannya melepas

celanaku, bajuku dan semua yang melekat padaku. Aku telanjang di depannya. Didekapnya aku,

diraba dan elusnya batang kejantananku yang sudah mengejang keras. Jantungku serasa lepas.

Lalu kami bercumbuan lagi. Aku membalikkan tubuhnya dan kucumbui Mayang dari

belakang.Mulutku menelusuri lehernya, punggungnya, pipinya, telinganya dan dilingkarkannya

tangan Mayang di kepalaku, kulumat bibirnya.

Tanganku meremas kedua bukitnya dengan lembut dan membuat gumpalan itu makin mengeras.

Mayang menggeliatkan tubuhnya, melengkung ke depan. Ahh, pemandangan yang indah kulihat.

Kulepas kaos merahnya dan betapa indahnya kulihat buah dada Mayang, masih kencang dan

cukup besar, puntingnya berwarna coklat sangat ranum dan membuatku lebih terangsang untuk

memetik kedua buah dadanya yang siap panen dan kunikmati dengan mulutku.

Kubiarkan Mayang menikmati sensasi-sensasi yang kustimulasikan pada tubuhnya. Mayang

membiarkan aku meremasi lembut kedua buah dadanya. Kulihat Mayang memejam dan menggeliat-

geliat melengkung ke depan. Aku ingin menelanjanginya. Kuraih celana pendeknya dan

kulorotkan ke bawah, Mayang melepas sendiri. Aku sekarang melihat gundukan pink di balik

celana dalamnya. Kuraba gundukan itu dan Mayang bertambah menikmati dengan desah dan

geliatnya. Kustimulasi dengan kedua tanganku sesaat dan akhirnya tanganku kumasukkan ke

celana dalamnya, kulepaskan dan sekarang aku benar-benar melihat Mayang telanjang di

dekapanku.

“Basah May,” kataku.

“Iya, aku sudah nggak tahan Jo. Aku sangat menikmati cumbuanmu sampai sekarang, dan aku

ingin kau membuatku terpuaskan Jo. Ayo lakukanlah..” Pinta Mayang dengan manja padaku.

“Tapi May.. aku..” aku ingin katakan bahwa aku belum pernah melakukannya pada wanita.

Gelora birahi di dadaku memuncak dan batang kejantananku sudah tidak tertahankan lagi.

Mayang kupeluk erat dan membiarkan kepalanya bersandar di dada kiriku. Ahh, manja sekali

Mayang ini, pikirku. Kukecup pipinya, dahinya. Kukecup telinganya dan Mayang sangat

menikmati sensasi gelora seks yang kulakukan padanya. Kubalikkan tubuhnya lagi dan Mayang

berhadapan denganku. Aku mencumbuinya lagi.

Dibiarkannya mulutku menelurusi leher dan dadanya. Aku hampir tidak tahan menahan geliat

tubuhnya. Apalagi ketika aku sampai di dadanya. Ahh, aku sangat menikmati kedua buah

dadanya. Kuputar lembut dan membuat Mayang membusungkan dadanya sehingga aku semakin

leluasa. Lenguhan, desahan dan geliatnya makin membuat birahiku meledak-ledak. Kupaguti

bergantian kedua buah dadanya. Kukulum kedua puntingnya bergantian dan membuat tubuh

Mayang makin menggeliat dan akhirnya aku tidak kuat lagi menahan tubuhnya, kubiarkan

terjatuh di tempat tidur.

Kubiarkan Mayang makin ke tengah tempat tidur, aku memandangi tubuhnya yang indah. Mayang

membuat gerakan-gerakan yang menandakan letupan birahinya sehingga membuatku sangat

terangsang. Apalagi ketika dibukanya kedua kakinya dengan diangkat pahanya. Betapa

menggairahkan. Kulihat gundukan hitam di puncak selangkangannya. Malam ini, pastilah akan

menjadi malam pertamaku menyetubuhi wanita dan Mayang lah yang akan membuatku tidak

perjaka lagi. Ini tekadku malam ini. Aku ingin memberinya kesan dan sensasi yang mendalam

tentang diriku.

Kudekati tubuh Mayang dari samping. Tangannya menarikku. Kucumbui Mayang lagi. Aku

mencumbuinya dari atas ke bawah dengan tubuhku merambat di atasnya. Kunikmati kedua

bukitnya dengan leluasa dan tanganku menggapai kedua kakinya menelusuri liang senggamanya,

membuat Mayang menggeliat mendesah lagi. Kutelusuri perutnya akhirnya aku sampai di liang

senggamanya. “Oh, wangi sekali,” pikirku. Tapi belum sempat aku bertindak lebih lanjut,

diraihnya batang kejantananku dan dikulumnya. Aku mendesis kenikmatan. Disedotnya batang

kejantananku hingga masuk penuh di mulutnya. Ohh, ini pertama kali mulut wanita mengulum

batang kejantananku. Betapa nikmatnya sampai aku hanya bisa berkata “Ooohh May.. ahh..”

dan pinggulku tergoyang-goyang mengikuti sensasi yang Mayang berikan melalui batang

kejantananku.

“Oooh May, saya nggak kuat, mau keluar May,” kataku.

Tapi tak ada sahutan. Yang ada hanya hisapan dan kuluman yang makin membuat batang

kejantananku mengeras. Aku mencoba menahan diri dengan menikmati liang senggamanya dengan

mulutku. Akhirnya aku tidak tahan dan kumuntahkan sperma hangatku penuh di dalam mulut

Mayang. Aku terdiam.. inikah namanya orgasme? Kulihat Mayang sangat menikmati dengan apa

yang baru saja terjadi.

“Thanks ya May,” kataku. Dia hanya tersenyum tipis dan memelukku. Kucumbui lagi Mayang dan

aku sangat suka menikmati kedua buah dadanya dengan putingnya yang ranum. Hal ini membuat

Mayang bergelinjang kenikmatan. Kalau mulutku memaguti dan menggulumi yang kiri, tangan

kananku meremas lembut yang kiri, begitu sebaliknya. Aku seperti bayi yang menikmati ASI

dari samping. Kulihat gerakan kakinya yang merangsangku. Lalu sambil mulutku mengulum buah

dadanya, kujulurkan tanganku menggapai liang senggamanya. Mayang makin menikmati

permainanku ini. Kuelus liang senggama dan sekitarnya, membuat gerakan kakinya membuka

lebar, semakin lebar menantiku menyetubuhinya.

Kurasakan liang senggamanya yang makin membasah dan akhirnya ketika kedua kakinya masih

mengangkang, aku bergerak dan berada diantara kedua kakinya. Kupandangi liang senggamanya

dan kunaikkan kaki kirinya, aku menciumi pahanya lembut menukik ke bawah dan akhirnya aku

mencumbui liang senggamanya. Kepalaku diremas-remas dan ditekannya, kudengar geliat dan

desahnya makin menjadi-jadi. Kedua kakinya terbuka lebar di depanku. Aku sangat menikmati

liang senggamanya. Ini kali pertama aku mencumbui liang senggama wanita. Aku mulai

merasakan cairan dan membuatku makin terangsang dan Mayang memintaku agar aku segera

menyelesaikannya.

Ditaruhnya kedua kakinya di pundakku dan batang kejantananku yang sudah kembali menegang

kutuntun memasuki liang senggamanya. Kumasukkan sedikit demi sedikit dan kuputarkan di

seputar liang senggama Mayang yang membuatnya melenguh kenikmatan sejadi-jadinya. Aku

memasukkan lagi dan lebih dalam lagi dan akhirnya tertanam penuh di liang senggama Mayang.

Kupegangi kedua tangannya, aku diam sejenak merasakan sensasi kenikmatan di sekeliling

batang kejantananku, lalu kugoyangkan lembut sementara mulutku menikmati kedua puting

susunya bergantian.

Aku terus menggoyang lembut di seputar dinding kemaluannya. Aku merasakan Mayang mau

orgasme. Kupercepat goyanganku dan kudengar suara teriakan tertahan, tubuh Mayang

mengejang dan menjepit batang kejantananku kuat-kuat. Seketika itu aku merasakan spermaku

mau keluar lagi. Akhirnya aku menikmati saat akhir yang sangat menggairahkan. Mayang

mencapai orgasme, juga aku. Aku merasakan sangat kenikmatan. Aku tidak perjaka lagi.

“Thanks ya May,” kataku. Kukatakan itu ketika aku mengecup telinganya, bibirnya, dahinya

dan menelusuri lehernya juga dadanya yang meninggalkan warna kemerahan. Tangannya masih

agak menggelepar di kanan kiri seperti pelepasan.

“May, ini kali pertama aku menyetubuhi wanita,” kataku melanjutkan. Mayang tersentak dan

aku meyakinkannya.

“Mayang lah yang merenggut keperjakaanku malam ini,” kataku sambil mengecup dahi dan

pipinya.

Aku dipeluknya erat lagi dan aku membalasnya.

Malam itu aku tidur di hotel sampai pagi dengan kehangatan tubuh Mayang di pelukanku.

Rasanya tubuh Mayang menjadi selimut hangat buatku. Pagi-pagi aku pulang ke rumah dan

masuk kerja seperti biasanya walau aku merasa ngantuk. Tapi aku minum obat penguat agar

tidak ngantuk dan terbukti cukup kuat menahan rasa kantukku. Apalagi juga dengan

kedatangan Mayang. Senyumnya sungguh beda. Aku suka. Dan lagi-lagi aku sangat tertarik

dengan kedua buah dadanya yang pagi itu nampak lebih mempesona buatku. Mayang sepertinya

bangga. Aku diteleponnya dari ruangannya dan berkata terima kasih dan senang karena dapat

membuatku tidak perjaka lagi.

“Gila!” Pikirku. Pengalaman dengan Mayang membuatku makin terobsesi menikmati tubuh gadis

dan istri orang di kantorku. Aku ingin menikmati tubuh Sasa. Aku ingin menyetubuhi Ima,

Nia dan Nina adik ipar Mayang. Aku ingin menikmatinya. Dan sudah kurencanakan di hotel

dekat dengan rumahnya. Aku sudah belikan dia daster hitam untuk dipakai nanti dan dia

menerimanya dengan suka hati. Ada hotel berbintang disana.

http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888
http://www.acehpoker.com/ref.php?ref=LAHAN888